Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Epi Sulandari melaporkan, perusahaannya telah menyerap sebanyak 91.964 ton setara beras hingga 16 Februari 2025. Capaian ini s 3ama dengan,07 persen dari target sebesar 2 hingga 3 juta ton setara beras pada tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, memang Januari-Februari sudah meningkat beberapa kali lipat," ujar Epi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) yang ditayangkan secara daring, Senin, 17 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Epi mengatakan, angka serapan ini masih akan terus meningkat. Peningkatan serapan gabah kering giling atau beras ditopang kenaikan laju serapan setiap harinya, dari 6.000 ton menjadi 7.000 hingga 8.000 ton per hari. Di beberapa daerah, ujar dia, target serapan harian telah terlewati.
Untuk menyerap gabah, Epi mengatakan, Bulog bekerja sama dengan pemerintah daerah, dinas pertanian, dinas ketahanan pangan, hingga pencatat harga. Aktor terakhir diperlukan untuk mengantisipasi adanya transaksi pembelian gabah di bawah harga pembelian pemerintah.
"Jika ditemukan transaksi di bawah HPP, kami akan meluncur bersama tim dinas pertanian, membawa pemeriksa kualitas, timbangan, dan alat angkutan," ujarnya.
Dari data yang dipaparkan Epi, capaian serapan beras dua bulan pertama ini melonjak drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2022 hingga 2024, serapan beras dua bulan pertama hanya mampu sebesar 12 hingga 15 ribu ton.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan merevisi target serapan gabah Perum Bulog dari 3 juta ton menjadi paling sedikit 2 juta ton. Keputusan ini diambil dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2025.
“Kami targetkan Februari, Maret, April, Bulog harus mampu menyerap beras di atas 2 juta ton secara bertahap,” ujar Zulhas seusai rakortas.
Dari notula rapat yang dilihat Tempo, rakortas itu menyepakati Bulog perlu memperbaiki rencana target penyerapan. Rakortas juga menyepakati pembuatan inpres, penyaluran stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) setelah Bulog menyerap beras 1,5 juta ton dengan melihat harga. Adapun program pascapanen akan dibahas lebih mendetail di level eselon I.