Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ekonom Sebut Kemiskinan Struktural Penyebab Masyarakat Tergantung pada Bansos

Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengatakan ada kemiskinan struktural di Indonesia yang menciptakan ketergantungan pada bansos.

19 November 2024 | 12.14 WIB

Massa yang tergabung dalam Gerakan Keadilan Rakyat (GKR) melakukan aksi demo dan longmarch dari Patung Kuda Monas menuju gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa 27 Februari 2024. Dalam aksinya massa menyikapi beras Bansos dipakai untuk kampanye Pilpres 2024. Hal ini mengakibatkan melambungnya harga beras dan kebutuhan pokok lainnya seperti harga minyak goreng telor, cabe, bawang, dan lainnya sehingga rakyat kecil merasakan dampak kesulitan hidup pasca pemilu 2024. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Massa yang tergabung dalam Gerakan Keadilan Rakyat (GKR) melakukan aksi demo dan longmarch dari Patung Kuda Monas menuju gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa 27 Februari 2024. Dalam aksinya massa menyikapi beras Bansos dipakai untuk kampanye Pilpres 2024. Hal ini mengakibatkan melambungnya harga beras dan kebutuhan pokok lainnya seperti harga minyak goreng telor, cabe, bawang, dan lainnya sehingga rakyat kecil merasakan dampak kesulitan hidup pasca pemilu 2024. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menanggapi pernyataan Menteri Sosial Saifullah Yusuf soal masyarakat yang dinilai ketergantungan terhadap bantuan sosial (bansos). Achmad menjelaskan, ketergantungan masyarakat terhadap bansos dipengaruhi oleh adanya kemiskinan struktural.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Achmad menyebutkan banyak keluarga di Indonesia terjebak dalam siklus kemiskinan yang membuat mereka tidak memiliki akses terhadap pendidikan, pekerjaan layak, atau layanan kesehatan yang memadai. Ia berpendapat, bansos menjadi penyambung hidup yang menggantikan peran mekanisme perlindungan sosial yang lebih berkelanjutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Ketergantungan masyarakat pada bansos bukanlah fenomena yang muncul secara tiba-tiba. Faktor utama yang mendorong hal ini adalah kemiskinan struktural,” ujar Achmad ketika dihubungi pada Selasa, 18 November 2024.

Menurut Achmad, bansos pada awalnya dirancang sebagai respons cepat terhadap situasi darurat, bukan sebagai strategi jangka panjang. Bansos digunakan untuk membantu masyarakat yang kondisi ekonominya terdampak akibat pandemi Covid-19. Namun, kata Achmad, belakangan bansos malah membuat masyarakat jadi ketergantungan.

“Peran bansos sebagai alat penyelamat darurat. Namun, ketika krisis perlahan berlalu, ketergantungan ini tampak sulit dilepaskan,” ucap Achmad.

Ketergantungan masyarakat terhadap bansos, kata Achmad, tidak terlepas dari peran pemerintah. Achmad menilai, pemerintah malah mengandalkan bansos sebagai instrumen permanen untuk menjadi solusi kemiskinan. Bahkan, kerap kali bansos juga digunakan sebagai bahan bakar politik.

“Bansos mulai dipandang sebagai instrumen permanen oleh masyarakat dan pemerintah. Ketergantungan ini mengindikasikan bahwa bansos telah melenceng dari tujuannya yang bersifat ad hoc,” katanya.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menyoroti fenomena demotivasi masyarakat yang ketergantungan menerima bansos. Ipul menjelaskan ketergantungan penerima bansos merupakan satu dari empat tantangan dan isu strategis Kementerian Sosial (Kemensos) saat ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus