Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat (BPS NTB) Wahyudin mencatat selama Triwulan I-2023 ekonomi tumbuh 3,57 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,76 persen. Dari sisi pengeluaran komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,21 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
‘’PMTB adalah pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang,’’ kata Wahyudin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan I-2023 mencapai Rp40,10 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,30 triliun.
Ekonomi NTB Triwulan I-2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 2,37 persen (q-to-q).
Dari sisi produksi, lapangan usaha industri pengolahan mengalami kontraksi terdalam sebesar 15,23 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi terdalam sebesar 20,17 persen.
Ekonomi NTB tanpa tambang bijih logam pada Triwulan I-2023 tumbuh 0,71 persen secara bulanan atau q-to-q dan tumbuh 4,65 persen secara tahunan atau y-on-y.
Jumlah angkatan kerja pada Februari 2023 sebanyak 2,87 juta orang, mengalami peningkatan sebanyak 85,74 ribu orang dibanding Februari 2022. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,91 persen poin.
Selanjutnya: Kondisi ketenagakerjaan NTB Februari 2023
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 3,73 persen, turun 0,20 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022. Jika dibandingkan dengan Februari 2021 mengalami penurunan 0,24 persen poin.
Penduduk yang bekerja pada Februari 2023 sebanyak 2,76 juta orang, meningkat sebanyak 88,02 ribu orang dari Februari 2022. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Jasa Pendidikan (2,44 persen poin), Transportasi dan Pergudangan (0,68 persen poin), dan Administrasi Pemerintahan (0,51 persen poin).
Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Pertanian (3,17 persen poin), Industri Pengolahan (1,21 persen poin), dan Perdagangan Besar dan Eceran (0,92 persen poin).
Pada Februari 2023, sebanyak 2,05 juta orang (74,36 persen) bekerja pada kegiatan informal, turun jika dibandingkan dengan Februari 2022 dan Februari 2021 masing-masing sebesar 1,31 persen poin dan 0,34 persen poin.
Sebagian besar penduduk yang bekerja merupakan pekerja penuh (57,41 persen). Sementara pekerja paruh waktu sebesar 27,22 persen dan setengah penganggur 15,36 persen.
Terdapat 28,65 ribu orang (0,71 persen penduduk usia kerja) yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (4,94 ribu orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (3,93 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (19,78 ribu orang).
Pilihan Editor: Penarikan Tunai di NTB Selama Ramadan: Rp 3 Triliun Lebih
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini