Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Era Digital, Lokananta Setia Tekuni Bisnis Kaset

Di era digital ini, Lokananta masih serius menggarap produksi hasil rekaman berupa kaset pita.

11 Desember 2019 | 22.05 WIB

Seorang pegawai menata tumpukan piringan hitam yang tersimpan di Perusahaan Rekaman Lokananta. Sekitar 40 ribu keping piringan hitam tersimpan di tempat tersebut. TEMPO/Ahmad Rafiq
Perbesar
Seorang pegawai menata tumpukan piringan hitam yang tersimpan di Perusahaan Rekaman Lokananta. Sekitar 40 ribu keping piringan hitam tersimpan di tempat tersebut. TEMPO/Ahmad Rafiq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Solo - Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Lokananta hingga saat ini masih serius menggarap produksi hasil rekaman berupa kaset pita. Mereka memandang produksi kaset masih memiliki potensi meski di tengah himpitan kemajuan era digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Saat ini produksi kaset masih jalan terus," kata Kepala Perum PNRI Cabang Surakarta Lokananta, Marini, Rabu 11 Desember 2019. Setiap bulan Lokananta masih menerima order untuk penggandaan ribuan kaset.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menyebut kebanyakan order berasal dari kelompok musik indie. "Namun ada pula dari kelompok musik papan atas," katanya. Menurutnya, kelompok band Slank dan Gigi juga pernah memesan kaset belum lama ini.

Meski saat ini sudah era digital, Marini menyebut produksi hasil rekaman berupa kaset masih diminati oleh pelaku industri kreatif di bidang musik. "Selain awet, kualitas suara juga lebih bagus," katanya. Selain itu, pembajakan hasil rekaman kaset saat ini juga sudah jarang ditemukan lagi.

Selain kaset, permintaan untuk produksi vynil atau piringan hitam sebenarnya juga cukup tinggi. "Sayang, kami sudah tidak lagi memiliki peralatannya," kata Marini. Perusahaan rekaman Lokananta pernah menjadi salah satu produsen piringan hitam terbesar pada era 1970-an.

"Kami akan berupaya menggandeng pihak ketiga untuk kembali memproduksi piringan hitam," katanya. Sebab, investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 3 miliar sehingga agak berat jika Lokananta harus berinvestasi sendiri.

Selain penggandaan kaset, Lokananta hingga saat ini masih menawarkan jasa rekaman yang menjadi salah satu bisnis utamanya. "Kami memiliki ruang akustik terbaik dan cukup luas," kata Marini. Luasnya ruang rekaman memungkinkan untuk melakukan rekaman kelompok musik orkestra maupun gamelan.

Martini mengklaim, sejumlah musisi papan atas juga sempat menjajal ruang akustik yang dimiliki Lokananta, seperti Slank dan Glenn Fredly. Lokananta juga menjadi tempat perekaman lagu Indonesia Raya tiga stanza yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa tahun lalu.

Marini menyebut, di era digital ini mereka akan berupaya menggaet lebih banyak musisi untuk rekaman di Lokananta yang memiliki pengalaman di bidang audio sejak 1956 itu. "Kami akan berusaha keras agar Lokananta kembali reborn tahun depan," katanya.

(AHMAD RAFIQ)

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus