Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali mengalami erupsi pada Kamis, 29 Oktober 2020. Namun hingga Jumat malam, 30 Oktober 2020, gunung tersebut sudah kembali terlihat jelas, walau masih tertutup kabut 0-II.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aktivitas erupsi tersebut cenderung menurun," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan ini disampaikan Agung mengutip info terakhir dari pos pengamatan Gunung Sinabung. Di lokasi, petugas pos melaporkan asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.
Selain itu, cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur, tenggara dan selatan. Sementara untuk suhu udara sekitar 16-26 derajat celcius dengan intensitas curah hujan 21 mm per hari.
Tapi dalam rekaman seismograf, masih sejumlah gempa sepanjang Jumat kemarin. 77 kali gempa Guguran, 11 kali gempa Hembusan, 16 kali gempa Low Frequency, 9 kali gempa hybrid, dan 2 kali gempa Tektonik Jauh.
Adapun pada Kamis kemarin, Gunung Sinabung menyemburkan guguran awan panas dengan jarak luncur 1 sampai 2 km. Sehingga, pemerintah meminta warga dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 3 km.
Meski aktivitas sudah menurun, ESDM tetap meminta warga untuk waspada. Terutama, mereka yang bermukim di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung. "Tetap waspada terhadap bahaya lahar," kata Agung.
Selain itu, Kementerian ESDM juga warga memakai masker saat keluar rumah bila terjadi hujan abu. Warga juga diminta mengamankan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
FAJAR PEBRIANTO