Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kadin: Harga Fluktuatif, Industri Batu Bara Tetap Prospektif

Wakil Ketua Umum Kadin Boy Garibaldi Thohir mengatakan batu bara memiliki peranan yang besar sebagai sumber pemenuhan energi di masa depan.

18 Desember 2018 | 14.03 WIB

Ilustrasi Batu Bara
Perbesar
Ilustrasi Batu Bara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Sumber Daya Mineral, Batubara & Listrik, Boy Garibaldi Thohir mengatakan batu bara memiliki peranan yang cukup besar sebagai salah satu sumber pemenuhan energi di masa depan. Di tengah fluktuasi harga batu bara akibat kebijakan pemerintah Cina untuk mengontrol impor batu bara termal, Boy memproyeksikan outlook batu bara positif.

Baca juga: Revolusi Industri, Jonan Ingin Batu Bara Memiliki Nilai Tambah

"Hal itu didukung oleh meningkatnya permintaan dari India dan negara-negara Asia, khususnya ASEAN dan Asia Selatan," kata Boy dalam acara Energy Agency (IEA) Coal Forecast to 2023 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa, 18 Desember 2018.

Boy mengatakan pemerintah saat ini memiliki fokus pada percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk pembangkit listrik.

Dengan ketersediaan sumber daya yang melimpah dan harga yang lebih terjangkau, kata dia, batu bara masih menjadi andalan bagi Indonesia dan negara-negara di Asia. “Indonesia bukan hanya membutuhkan listrik yang murah namun juga yang dapat diandalkan. Listrik yang terjangkau dan andal akan menggerakkan ekonomi negara,” kata Boy

Dia mengatakan, pemanfaatan batu bara untuk dalam negeri, khususnya untuk sumber energi utama dan efisien dalam membangun pembangkit listrik (PLTU) merupakan tulang punggung dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bangsa. Menurut dia, tidak hanya di Indonesia dan negara-negara Asia, batu bara masih memiliki peran penting di dalam bauran energi negara-negara maju.

Boy memaparkan, berdasarkan data US Energy Information Administration, batu bara masih menjadi sumber pembangkit listrik terbesar kedua setelah gas di Amerika, yaitu sebesar 30 persen, dan di Jepang sebesar 30,4 persen. Sementara di Cina, di tengah usahanya untuk meningkatkan porsi energi terbarukan, hingga saat ini batubara juga masih mendominasi bauran energinya, yaitu sebesar 58 persen.

Boy mengatakan subsektor pertambangan mineral dan batubara (minerba) pada 2017 mencatatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 40,6 triliun.

Di sisi lain, Boy mengatakan dalam menjalankan operasionalnya, perusahaan pertambangan di Indonesia tidak terlepas dari rambu-rambu peraturan ketat yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Perusahaan pertambangan wajib mematuhi peraturan-peraturan dengan melaksanakan praktek-praktek pertambangan yang baik atau good mining practices.

“Standar manajemen lingkungan yang ketat diterapkan sejak perencanaan tambang hingga pasca tambang untuk memastikan keselamatan dan kelestarian lingkungan.

Dengan standar ini maka perusahaan pertambangan dan energi mengontrol semua dampak yang ditimbulkan dari kegiatan operasionalnya. "Perusahaan tidak bisa hanya memikirkan keuntungan semata namun harus melaksanakan tanggung jawab lingkungan secara berkelanjutan termasuk dengan menjalankan program pengembangan masyarakat," kata Boy.

Baca berita soal batu bara lainnya di Tempo.co

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus