Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kata Bos Garuda Soal Laporan Keuangan Perusahaannya Dapat Opini Disclaimer

Bos Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyikapi catatan disclaimer laporan keuangan perusahaan tahun buku 2020 oleh auditor independen.

16 Juli 2021 | 14.41 WIB

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 21 Juni 2021. Dalam rapat tersebut, Irfan mengatakan bahwa ada sebanyak 1.099 karyawan Garuda yang mendaftar untuk pensiun dini. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 21 Juni 2021. Dalam rapat tersebut, Irfan mengatakan bahwa ada sebanyak 1.099 karyawan Garuda yang mendaftar untuk pensiun dini. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra menyikapi catatan disclaimer atau opini tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan maskapai penerbangan tahun buku 2020 itu oleh auditor independen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pada prinsipnya, perusahaan tentu menghargai independensi auditor yang mencatatkan keterangan tersebut dalam pembukuan laporan kinerja keuangan sepanjang tahun 2020," dinukil dari keterangan resmi Garuda Indonesia, Jumat, 16 Juli 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Catatan disclaimer itu, turut dia, diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor di tengah upaya restrukturisasi yang dijalankan Perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja.

Irfan menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha, imbas kondisi pandemi yang mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah, dimana lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen selama tahun 2020.

Kondisi itu membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada tahun 2003. Ia berujar itu adalah sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir.

Kondisi itu yang turut terlihat pada kinerja usaha Garuda Indonesia yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha. Hal tersebut dinilai tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya yang harus melakukan berbagai langkah fundamental guna mengoptimalkan kinerja usahanya.

Langkah fundamental itu dilakukan melalui upaya diversifikasi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil, yang dimaksudkan untuk mengupayakan keberlangsungan usaha di tengah krisis industri penerbangan dunia saat ini.

"Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, Garuda Indonesia memastikan komitmennya untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan penerbangan masyarakat Indonesia melalui pengalaman terbang yang aman dan nyaman," kata Irfan.

Irfan berujar pandemi Covid-19 ini mengajarkan pelaku sektor industri penerbangan tentang makna penting upaya akseleratif dan resiliensi dalam menghasilkan evolusi bisnis yang berkesinambungan.

Berbagai langkah strategis pemulihan kinerja Garuda, kata dia, terus dijalankan hingga kini. "Antara lain melalui konsolidasi operasi guna mendorong efisiensi serta menunjang business continuity perusahaan di tengah kondisi makro yang penuh tantangan dan pasar yang semakin kompetitif," tutur dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus