Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Laju Pertumbuhan Kredit Tertekan, Bos BCA Ungkap Cerita Cicilan

Jahja Setiaatmadja mengatakan selama pandemi BCA tetap menyalurkan kredit baru, tetapi nilai pengembaliannya jauh lebih besar.

29 Oktober 2020 | 05.52 WIB

Sesuai Peraturan Bank Indonesia, per tanggal 1 Juli 2020, seluruh transaksi kartu kredit diwajibkan menggunakan PIN.
Perbesar
Sesuai Peraturan Bank Indonesia, per tanggal 1 Juli 2020, seluruh transaksi kartu kredit diwajibkan menggunakan PIN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kredit perbankan mencatatkan rekor minus sejak 1998 pada akhir kuartal III/2020. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan selama pandemi BCA tetap menyalurkan kredit baru, tetapi nilai pengembalian kredit lama jauh lebih besar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Misalnya, dari penyaluran kredit korporasi BCA yang senilai Rp45 triliun, ada nasabah yang melakukan pengembalian kredit senilai Rp30 triliun. Dengan demikian, pertumbuhan kredit BCA secara nett hanya sekitar Rp15 triliun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Harus beri kredit baru terus [saat ini], tetapi kalau banyak yang kembalikan dan cicil kredit lamanya kan tidak bisa dilarang, itu yang bikin negative growth," katanya kepada Bisnis, Rabu 28 Oktober 2020.

Pada kondisi normal, pertumbuhan kredit baru selalu lebih tinggi dari kredit lama sehingga growth secara total akan positif. 

Berdasarkan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia, pertumbuhan kredit pada akhir September 2020 minus 0,4 persen secara tahunan. Realisasi ini merosot dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6 persen YoY.

Lebih lanjut, Jahja menjelaskan jenis kredit sangat mempengaruhi nilai pengembalian. Seperti misalnya kredit investasi, yang pengembalian dananya dicicil berdasarkan periode tertentu. Ada pula kredit modal kerja yang pengembaliannya fluktuasi sesuai dengan penggunaan kredit.

Jahja juga menyatakan perbankan masih memberikan kredit baru kendati di masa pandemi, tetapi tetap menerapkan kehati-hatian.

"Dari sisi bank, apakah bank tidak mau melepas kredit, tidak benar sama sekali, bank akan berusaha cari kesempatan apakah nasabah butuh kredit tetapi harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan bank. Itu yang sebabkan bank lepaskan kredit tiap bulan tetapi kredit lama berkurang terus," katanya.

Bankir pun, kata Jahja, masih optimistis menyalurkan kredit untuk periode selanjutnya. Bank BCA pun akan terus menyalurkan kredit baru.

Hanya saja, pertumbuhan kredit tidak hanya berkaitan dengan penyaluran kredit baru bank. Namun, juga bergantung pada pelunasan kredit yang dilakukan debitur.

Lebih lanjut, penurunan laju penyaluran kredit ini seiring dengan perlambatan kredit baik segmen korporasi maupun perorangan. Penyaluran kredit korporasi tercatat negatif 0,7 persen pada September tahun ini, sedangkan kredit perorangan melambat menjadi 0,7 persen dari bulan sebelumnya 1 persen.

Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan kredit dipengaruhi kebutuhan kredit modal kerja (KMK) yang masih negatif 3,1 persen pada akhir kuartal ketiga tahun ini. Industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi sektor penekan pertumbuhan KMK.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus