Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik, Perum Bulog Mokhamad Suyamto memastikan beras impor tak akan mengganggu beras hasil panen petani. Terlebih pada Maret hingga April 2023, panen raya sudah berlangsung di Tanah Air. Ia berujar, sesuai izin dari Kementerian Perdagangan, beras impor harus datang paling lambat 28 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi kami akan pastikan beras impor datang sebelum panen raya," tuturnya saat ditemui di Gudang Bulog DKI Banten, Jakarta Utara pada Jumat, 13 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Bulog baru melakukan impor sebanyak 120 ribu ton dari target 500 ribu ton. Suyamto menjelaskan Bulog terlambat melakukan impor proses pemuatan di negara asal dan pembongkaran di pelabuhan Indonesia memerlukan waktu yang lebih panjang dari perkiraan.
Sehingga, kata dia, Bulog harus mengatur kembali ritme pengiriman beras impor tersebut. Terlebih apabila terjadi penumpukan di area muatan maupun pembongkaran, Bulog harus merogoh biaya yang lebih besar lagi. "Jadi kita menunggu. Mengatur shipment-nya agar semua berjalan dengan lancar," kata dia.
Tetapi ia berjanji 200 ribu ton beras impor akan datang sampai akhir Januari. Kemudian pada tahap dua beras impor akan datang sebanyak 15.000 ton sampai pada pekan ketiga Februari. Beras impor pada tahap pertama akan datang dari Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Pakistan. Kemudian tahap kedua seluruhnya datang dari Vietnam.
"Jadi minggu ketiga (Februari) itu (stok beras) kita sedang padat-padatnya. Sisa tahap satu, kemudian beras impor tahap dua sudah datang," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan keran impor beras harus berhenti ketika panen raya pada Maret sampai April 2023. Di sisi lain, cadangan beras pemerintah atau CBP yang ada di gudang Bulog saat ini harus segera disalurkan. Pasalnya, harga beras saat ini masih terus merangkak naik sejak akhir tahun lalu.
Ia menuturkan penyaluran CBP akan meredam harga beras di tingkat konsumen. Bulog didesak untuk segera menggelontorkan beras dengan harga Rp 8.200 sampai Rp 8.900 per kilogram. Sehingga, beras di level konsumen bisa melandai jadi Rp 9.450 ribu per kilogram.
"Sebelum panen raya kita mau clearance stock di sini (gudang Bulog). Kemudian saat panen raya Bulog waktunya serap," ujarnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.