Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana meningkatkan porsi pembiayaan terhadap sektor bisnis yang mendukung ekonomi hijau. Tujuannya, untuk membantu pemerintah merealisasikan target penurunan emisi gas rumah kaca pada 2030 karena dana yang dibutuhkan sangat besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution Republic of Indonesia yang diterbitkan pemerintah pada 23 September 2022, target interim penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,9 persen dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasonal pada 2030.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebutuhan dana untuk merealisasikan target ini, menurut dokumen Indonesia Third Biennial Update Report, sebesar US$ 281 miliar atau setara dengan Rp 4.215 triliun (kurs Rp 15.000 per dolar AS).
"Diperkirakan kebutuhan total pembiayaan sebesar US$ 281 billion atau sebesar kurang lebih Rp 4.000 triliun. Jadi kalau melihat angka itu angka yang sangat besar," kata Alexandra Askandar Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri dalam acara Tempo Energy Day 2022 secara virtual, Jumat, 21 Oktober 2022.
Alexandra menganggap, pembiayaan hijau atau green financing memiliki masa depan prospektif seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap keharusan merealisasikan energi yang bersih dan bisnis yang mendukung ekonomi hijau.
"Sejalan dengan meningkatnya awareness dan insiatif dari berbagai pihak yang tentunya pemerintah, kementerian, investor, lembaga keuangan, serta para pelaku usaha untuk mencapai low carbon economy," ucap dia.
Apalagi, ekonomi hijau ini menurut dia, sudah menjadi tuntutan dan kebutuhan ke depannya. Oleh sebab itu, otomatis Bank Mandiri atau lembaga jasa keuangan lainnya, kata Alexandra, akan meningkatkan portofolio pembiayaannya hijau.
Alexandra mengatakan, hingga semester I - 2022, Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp 226 triliun. Dari portofolio itu, porsi yang khusus untuk portofolio hijau sebesar Rp 105 triliun atau sebesar 11,8 persen dari total portofolio kredit di Bank Mandiri.
Pembiayaan hijau ini, kata dia, antara lain diarahkan untuk sektor usaha berkelanjutan, agrikultur seperti perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yang sudah terserfitkasi ISPO atau RSPO, energi baru dan terbarukan seperti pembangkut bertenaga hydro, geothermal, hingga sektor transportasi bersih seperti infrastruktur LRT, hingga ekosistem kendaraan listrik seperti bahan baku baterai hingga komponen kendaraan listriknya.
"Jadi secara history porsi pembiayaan hijau di Bank Mandiri menunjukkan peningkatan seiring dengan komitmen bank dalam mendukung penerapan keuangan berkelanjutan dan terwujudnya low carbon economy," kata dia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini