Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pemerintah Putuskan Impor Gula, Bapanas: Produksi Cukup, tapi Perlu Cadangan

Kebijakan ini sekaligus mengurungkan janji pemerintah untuk menyetop impor gula bersama sejumlah komoditas pangan lain tahun ini.

14 Februari 2025 | 20.00 WIB

Aktivitas bongkar muat karung berisi gula pasir berat 50kg di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat 12 Januari 2024. Berdasarkan laporan USDA (United States Department of Agriculture), konsumsi gula di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 7,9 juta ton. Dengan produksi gula nasional yang hanya sekitar 2,6 juta ton, maka sebanyak 5,3 juta ton gula harus diimpor untuk mengimbangi kekurangan pasokan dalam negeri (konsumsi rumah tangga dan kebutuhan industri). Menurut data Badan Pangan Nasional gula pasir premium yang kini harganya dibanderol lebih mahal dari pekan sebelumnya, yakni melonjak jadi Rp 18.100 per kg. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Aktivitas bongkar muat karung berisi gula pasir berat 50kg di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat 12 Januari 2024. Berdasarkan laporan USDA (United States Department of Agriculture), konsumsi gula di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 7,9 juta ton. Dengan produksi gula nasional yang hanya sekitar 2,6 juta ton, maka sebanyak 5,3 juta ton gula harus diimpor untuk mengimbangi kekurangan pasokan dalam negeri (konsumsi rumah tangga dan kebutuhan industri). Menurut data Badan Pangan Nasional gula pasir premium yang kini harganya dibanderol lebih mahal dari pekan sebelumnya, yakni melonjak jadi Rp 18.100 per kg. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebijakan impor gula 200 ribu ton diambil pemerintah bukan karena kekurangan produksi. Ia mengklaim, produksi gula domestik saat ini mencukupi kebutuhan nasional. “Produksi kita cukup, sekali lagi ini bukan karena kekurangan. Tebu mulai panen April-Mei. Apa pun yang terjadi, ini ada untuk cadangan pangan pemerintah,” ujar Arief kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pemerintah akhirnya memutuskan mengimpor gula kristal mentah sebanyak 200 ribu ton dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) bidang pangan, Kamis lalu. Pemerintah akan menambah penugasan impor gula 200 ribu ton gula kristal mentah itu ke dalam neraca komoditas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kebijakan ini sekaligus mengurungkan janji pemerintah untuk menyetop impor gula bersama sejumlah komoditas pangan lain tahun ini. Saat ini, ujar Arief, pedagang dan PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN memegang stok gula 200 ribu ton. Pemerintah akan melepas stok itu ke pasar dalam waktu dekat. Alasannya, agar harga gula menjelang bulan puasa dan Lebaran dapat terjaga.

Alasan importasi yang mencapai 200 ribu ton, Arief mengatakan, pemerintah menghitung dari jumlah kebutuhan gula nasional dalam sebulan. Setiap bulan, ujar dia, masyarakat memerlukan gula 230 hingga 250 ribu ton. “Itu sekitar 3 minggu tambahan,” ujarnya.

Ihwal negara asal importasi, Arief enggan menyebutnya. Yang pasti, kata dia, BUMN akan mencari negara yang termurah, tercepat, dan terbaik. Perusahaan pelat merah telah memiliki mekanisme sendiri untuk melakukan importasi.

Pemerintah sebelumnya menggaungkan akan menyetop impor gula konsumsi, bersama beras, garam konsumsi, dan jagung pakan. Tapi sejumlah pengamat sudah menghitung Indonesia masih memerlukan tambahan stok gula.

Ekonom Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori jauh-jauh hari telah meragukan ambisi pemerintah menyetop impor gula konsumsi pada tahun ini. Pasalnya, stok gula konsumsi akan kritis pada masa transisi giling sekitar Juni hingga September 2025.

Tahun ini, pemerintah membidik produksi gula konsumsi mencapai 2,58 juta ton. Angka ini naik dari produksi tahun lalu yang diperkirakan mencapai 2,46 juta ton. Adapun stok akhir tahun lalu yang akan menjadi stok awal tahun ini yakni sebesar 1,47 juta ton.

Khudori memperkirakan, stok 1,47 juta ton itu hanya cukup memenuhi kebutuhan selama 6 bulan atau sampai Juni 2025. Sedangkan musim giling tebu pabrik gula dalam jumlah kecil baru mulai pada Mei 2025 dan dalam jumlah besar mulai pada bulan berikutnya. Musim giling biasanya berlangsung sampai Oktober atau November.

Gula hasil giling tebu juga memerlukan waktu untuk masuk ke pasar. Khudori mengatakan, waktu yang diperlukan gula untuk masuk kepasar bisa setengah sampai satu bulan. “Kalau pemerintah tetap tabah dengan stok yang ada, titik kritisnya di situ,” ujar penulis buku Gula Rasa Neoliberalisme ini saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Desember 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus