Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - CEO Nobi Lawrence Samantha mengatakan situasi perang dan kondisi perekonomian global berdampak terhadap anjloknya nilai aset kripto. Belakangan, penurunan nilai kripto yang banyak disorot adalah Terra Luna dan stablecoin TerraUSD (UST).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dulu banyak yang bilang enggak ada hubungannya (ekonomi global/real ekonomi dengan kripto). Ternyata ini buktinya. Kalau market global turun, kripto terdampak," kata Lawrence dalam diskusi yang ditayangkan di YouTube bersama Pandu Sjahrir Senin, 16 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, kata dia, berbagai kebijakan di dunia berpengaruh terhadap pergerakan kripto. Nobi lebih dulu menjelaskan soal UST yang merupakan stablecoin.
Stablecoin merupakan mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan stabilitas harga dan didukung oleh aset cadangan lainnya. Stablecoin berarti harga satu aset tersebut sama dengan US$ 1. Jadi setiap satu US$ 1 aset kripto, memiliki jaminan US$ 1.
Namun menurut Nobi, tidak semua stablecoin memiliki "backing-an" dolar Amerika. Inilah yang menyebabkan stablecoin anjlok.
"Stablecoin sendiri enggak semua sama. Ada yang benar-benar dengan backing-an US$ 1. Misal 1 juta dolar (aset kripto) underlying-nya, lalu ada 1 juta dolar lagi di belakangnya dalam bentuk cash atau uang di bank," kata dia.
Dia mengatakan saat ada banyak tren penggunaan algoritmic base stable token. Sistem ini mencontoh masa awal uang atau dolar, yakni setiap dolar memiliki backing emas.
"Sedangkan kalau algoritmic base stable token ini, backingan-nya UST adalah Luna. Di mana Luna yang akan menjaga atau memastikan kalau ada orang yang ingin tukar 1 UST dengan 1 dolar, bisa," kata dia.
Sistem itu berjalan baik ketika Luna ada harganya. Pada satu hingga dua pekan lalu, Luna merupakan 10 besar aset kripto dengan nilai yang terbesar.
"Waktu itu ada harganya. 1 UST itu bisa ditukar dengan Luna senilai US$ 1. Ini bukan masalah kalau Luna ada valuenya. Karena waktu itu Luna valuenya tembus US$ 100 dolar," kata dia.
Namun saat ini, nilai Luna sudah turun 98 persen atau menjadi sekitar US$ 1,1 per dolar. Menurut Nobi, penurunan nilai Luna yang besar disebabkan oleh adanya bank run atau penarikan dana besar-besaran.
Penarikan Luna tersebut juga berdampak pada pergerakan nilai aset kripto lainnya. Sebab, ada "backing-an" Luna yang menggunakan kripto lain, seperti Bitcoin dan sebagainya.
Baca juga: Indodax Buka Lagi Perdagangan Terra LUNA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu