Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PT Dirgantara Indonesia Gandeng Turki Garap Pesawat Tanpa Awak

Pesawat tanpa awak sekelas predator sedang dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia bersama Turki.

15 Januari 2018 | 17.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wing Loong II UAV merupakan pesawat tanpa awak buatan Chengdu Aicraft Industry Group di Cina yang dikenal CAIG Wing Loong II dan dapat membawa rudal udara ke darat BA-7, bom dipandu laser YZ-212, bom antipersonel YZ-102A, serta bom dipandu LS-650 kg. Drone ini mampu terbang dengan ketinggian 9.000 meter selama 20 jam. quwa.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -PT Dirgantara Indonesia dan Turkish Aerospace Industries membahas kerjasama pengembangan pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicles). Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Guntoro mengatakan pesawat tanpa awak yang akan dikembangkan itu nantinya sekelas Predator, pesawat tanpa awak jenis MALE buatan Amerika Serikat. “Ya sekelas itu, nanti dipersenjatai,” kata dia, Senin, 15 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Elfien, PT DI saat ini sedang mengembangkan pesawat tanpa awak buatan BPPT yakni Wulung yang disiapkan menjadi pesawat sejenis MALE (Medium Altitude Long Endurance).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini PT Dirgantara dan TAI sedang merumuskan pembahasan kerangka perjanjian kerja atau framework agreement. President And CEO Turkish Aerospace Industries (TAI), Temel Kotil mengatakan, TAI memiliki produk pesawat tanpa awak bernama Anka yang sudah dipergunakan sejumlah negara. Diantaranya dioperasikan untuk memerangi ancaman teror di Asia Selatan.

"Produk ini sudah digunakan oleh tentara Angkatan Darat Turki. Pesawat tanpa awak ini punya kemampuan terbang hinga 20 ribu feet dan mampu mengangkut beban hingga 200 kilogram. Dilengkapi kamera dan sejumlah sensor," kata Kotil di Bandung, Senin, 15 Januari 2018.

Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia Arie Wibowo mengatakan salah satu kesulitan mengembangkan pesawat tanpa awak ada pada teknologi bahan komposit. "TAI sudah menguasai bahan komposit karena mereka supplier untuk Airbus dan pesawat fihgter," ujarnya.

PT Dirgantara Indonesia sudah mengantungi TC (Type Certificate) dari Indonesia Military Airworthiness Authority yang diterbitkan Kementerian Pertahanan untuk memproduksi pesawat terbang tanpa sejak April 2016 lalu. Sertifikasi pesawat tanpa awak kelas militer itu diberikan untuk pesawat konsep hasil riset BPPT yakni Wulung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus