Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Eks Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal kini resmi menjadi penasihat utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dipimpin Sandiaga Uno. Menurut Sandi, Dino menyanggupi pekerjaan baru itu dengan syarat dikirimkan produk dendeng balado terbaik setia bulannya dari kreasi ekonomi kreatif lokal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya sudah sanggupi bahwa ini adalah imbalan dari kami kepada Pak Dino,” ujarnya dalam rekaman suara melalui staf khususnya, Kamis, 14 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu seperti apa rekam jejak Dino Patti Djalal selama ini?
Dikutip dari laman resmi pribadinya, Dino merupakan anak kedua dari diplomat terkenal yaitu Hasjim Djalal dan istrinya, Zurni Djalal. Ia lahir 55 tahub yang lalu pada 10 September 1965 di Beograd, Yugoslavia, sebuah negara di Eropa yang kini terpecah menjadi Kroasia, Serbia, Slovenia, dan beberapa negara lain.
Ia menempuh pendidikan SD Muhammadiyah dan SMP Al Azhar Jakarta. Lalu, pendidikan SMA di McLean, Virginia, Amerika Serikat. Ia kemudian meraih gelar Sarjana Ilmu Politik di
Carleton University (Ottawa, Kanada), Magister Ilmu Politik di Simon Fraser University (Vancouver, Kanada), dan Doktor Hubungan Internasional di London School of Economics and Political Science (London, Inggris).
Tahun 1987, Dino mulai bergabung dengan Kementerian Luar Negeri. Pada 1999, Ia menjadi juru bicara pemerintah Indonesia saat referendum PBB di Timor Leste. Lalu, pada 2002, menjadi Direktur Urusan Amerika Utara di Kemenlu.
Tapi sepanjang karirnya sebagai diplomat, Dino dikenal sebagai orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Sejak 2004, Dino menjadi juru bicara, penasehat kebijakan luar negeri, hingga penulis pidato untuk SBY.
Masih di zaman SBY, Dino pun ditunjuk menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dari tahun 2010 sampai 2013. Tahun 2014, Dino sempat mencoba peruntungan dengan ikut konvensi calon presiden dari Partai Demokrat. Tapi, yang saat itu menang konvensi adalah bos media dan mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Hingga pada Juni 2014, Dino ditunjuk menjadi menjadi Wakil Menteri Luar Negeri. Jabatan itu hanya Ia emban selama tiga bulan saja sampai Oktober 2014. Pertengahan 2015, Ia pensiun dari pengabdian di pemerintahan.
Lepas dari pemerintahan, Dino Patti Djalal mendirikan organisasi bernama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada 2015. Ia juga menjabat sebagai anggota komite eksekutif Paris Peace Forum. Hingga pada 2018, Ia juga menjadi Ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI).