Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan saham sektor farmasi berpeluang untuk kembali menguat pada perdagangan pekan ini akibat pengumuman emiten farmasi PT Indofarma Tbk. (INAF) dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) akan memasarkan dan distribusi obat antivirus yang mengandung zat aktif remdesivir pada pekan lalu.
“Sejauh ada pemberitaan terus seperti misalnya distribusi Remdesivir yang dilakukan Kalbe dan Indofarma pastinya membuat saham sektor farmasi akan mendapat katalis positif pula,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu, 4 Oktober 2020.
Baginya, salah satu harapan pelaku pasar dari upaya percepatan penanganan Covid-19 bertumpu pada saham sektor farmasi mengingat kemampuan emiten untuk memproduksi suplemen multivitamin penjaga tahan tubuh hingga mendistribusikan alat tes, obat antivirus dan vaksin ke seluruh penjuru negeri.
Adapun, Nafan tidak memberikan rekomendasi dan target harga untuk masing-masing emiten farmasi mengingat harga sahamnya dianggap sudah melambung tinggi.
Di sisi lain, Mirae Asset Sekuritas mengatakan kerja sama pemasaran produk Remdesivir akan menjadi sentimen positif bagi KLBF ke depannya.
Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin meyakini kerja sama ini dapat membantu memperlambat laju peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.
“Kami tetap berpandangan positif tentang KLBF karena kami yakin di tengah pandemi Covid-19, KLBF (sebagai perusahaan kesehatan) masih akan mendapatkan beberapa keuntungan karena konsumen semakin sadar akan kondisi kesehatannya,” katanya dalam publikasi riset.
Dengan demikian, sekuritas mempertahankan rekomendasi trading buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.760.
Sebelumnya Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno mengatakan perseroan bekerja sama dengan Mylan Laboratories Limited di Bangalore, India terkait dengan pengadaan obat antivirus tersebut. “Obat branded berkualitas dari mitra kita Mylan dengan harga lebih terjangkau daripada yang ada di pasaran, di bawah Rp 2 juta per vial,” ungkap Herry kepada Bisnis, Sabtu.
Obat antivirus dengan merek dagang Desrem tersebut, lanjutnya, kemudian akan didistribusikan oleh PT Indofarma Global Medika, entitas anak perseroan pada pekan depan.
Menurutnya, modal kerja yang dikeluarkan perseroan untuk pengadaan Desrem akan sesuai dengan permintaan yang dibutuhkan.
“Untuk tahap awal tersedia 20.000 vial dan masih dapat memenuhi demand jika diperlukan,” ungkapnya.
Di sisi lain, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) bersama dengan PT Amarox Pharma Global (Amarox) juga mengumumkan penyesuaian harga produk Covifor merek dagang Remdesivir oleh Hetero Healthcare pada akhir pekan lalu.
Harga produk Covifor yang diproduksi oleh Hetero India, diimpor oleh Amarox dan dipasarkan serta didistribusikan oleh Kalbe ini sebelumnya diumumkan Rp 3 juta per vial disesuaikan menjadi Rp 1,5 juta per vial.
BISNIS
Baca juga: Alasan Kalbe Farma dan Amarox Turunkan Harga Obat Covid-19 jadi Rp1,5 Juta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini