Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Transaksi Berjalan Surplus USD 1,4 M di Triwulan IV-2021, Dipengaruhi Batu Bara

Bank Indonesia mencatat pada triwulan IV 2021 transaksi berjalan melanjutkan surplus sebesar US$ 1,4 miliar atau 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto.

18 Februari 2022 | 14.35 WIB

Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 14 Januari 2022. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target produksi batu bara 2022 mencapai 663 juta ton yang diperuntukkan untuk konsumsi domestik/domestik market obligation (DMO)  sebesar 165,7 juta ton sedangkan sisanya 497,2 juta ton akan mengisi pasar ekspor. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Perbesar
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 14 Januari 2022. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target produksi batu bara 2022 mencapai 663 juta ton yang diperuntukkan untuk konsumsi domestik/domestik market obligation (DMO) sebesar 165,7 juta ton sedangkan sisanya 497,2 juta ton akan mengisi pasar ekspor. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia mencatat pada triwulan IV 2021 transaksi berjalan melanjutkan surplus sebesar US$ 1,4 miliar atau 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto. Nilai itu lebih rendah dari capaian surplus sebesar US$ 5 miliar atau 1,7 persen dari PDB pada triwulan sebelumnya.

"Surplus transaksi berjalan tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan barang," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis Jumat, 18 Februari 2022.

Surplus itu, kata dia, seiring tetap kuatnya kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh permintaan global dan akselerasi harga komoditas ekspor, khususnya batu bara.

Sejalan perbaikan aktivitas ekonomi domestik dan tetap kuatnya ekspor, impor juga tumbuh meningkat sehingga menahan surplus neraca perdagangan barang lebih lanjut.

Kinerja transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang disebabkan oleh kenaikan penerimaan hibah Pemerintah di bidang kesehatan untuk penanganan pandemi Covid-19.

Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat terutama akibat melebarnya defisit jasa transportasi sejalan dengan peningkatan pembayaran jasa freight impor barang. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat seiring dengan perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan.

BI juga mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2021 mencatat defisit rendah sebesar US$ 0,8 miliar. Defisit itu disebabkan oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah transaksi modal dan finansial yang mencatat defisit.

Dengan perkembangan tersebut, NPI secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus yang cukup tinggi mencapai US$ 13,5 miliar. Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2021 meningkat menjadi sebesar US$ 144,9 miliar atau setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Ke depan, kata dia, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian.

"Serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," kata dia.

Baca Juga: BI Prediksi Indonesia Dapat Bukukan Surplus Transaksi Berjalan di 2021

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus