Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

4 Persiapan yang Tak Boleh Dilupakan sebelum Anak Sunat

Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan, khususnya jika sunat dijalankan oleh anak-anak. Berikut di antaranya.

6 Desember 2019 | 07.50 WIB

Seorang anak menangis saat disunat oleh dokter ketika sunatan massal di kamp pengungsian di Dohuk, Irak, 8 Agustus 2017. REUTERS/Ari Jalal
Perbesar
Seorang anak menangis saat disunat oleh dokter ketika sunatan massal di kamp pengungsian di Dohuk, Irak, 8 Agustus 2017. REUTERS/Ari Jalal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sunat atau khitan umumnya dilakukan laki-laki sebelum akil balig. Tak jarang pula yang ingin menjaga kesehatan organ vital serta menjalankan aturan agama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Meski demikian, sunat tidak bisa dilakukan begitu saja dan tanpa persiapan. Menurut mantri di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Chiyar Edison, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan, khususnya jika sunat dijalankan oleh anak-anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pertama, anak harus memiliki kemauan yang bulat untuk sunat sebab dalam beberapa kasus, bukan anak yang menginginkan sunat namun orang tua.

“Kalau anaknya tidak mau, sulit juga untuk kami mengerjakannya karena mereka bisa kabur atau terus bergerak sehingga memakan waktu yang lama untuk sunat dan akhirnya tidak jadi,” katanya dalam acara Bicara Kesehatan di RS UI Depok pada Kamis, 5 Desember 2019.

Kedua, Chiyar juga menyarankan agar anak memiliki kondisi fisik yang siap. Ini berarti mereka dalam keadaan yang sehat dan bugar.

Badut dengan karakter Hello Kitty memegang kaki anak yang mengikuti sunat masal. Bram Selo Agung

“Demam, panas tinggi seperti itu sulit untuk disunat. Jadi butuh yang sehat. Sebelum sunat lebih baik selalu jaga kesehatan dengan makan bergizi dan istirahat cukup,” ungkapnya.

Persiapan kondisi psikologis anak juga tak kalah penting. Dalam hal ini, Chiyar mengatakan orang tua berperan untuk memberi pengertian tentang sunat.

“Supaya nanti mereka tidak berpikir kalau sunat itu sakit tapi lebih kepada tujuan sunat itu untuk kesehatan dan sunnah,” jelasnya.

Terakhir, memilih waktu yang terbaik untuk sunat juga disarankan Chiyar. Ia mengatakan sebaiknya sunat dikerjakan saat liburan sekolah sebab rasa sakit yang dialami setelah sunat dapat berlaku selama beberapa waktu.

“Takutnya kalau di hari sekolah dan anak kesakitan, dia jadi tidak masuk kelas dan ketinggalan pelajaran. Bagusnya pas libur sekolah saja kalau mau sunat,” tuturnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus