Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Bedung Bayi Bisa Sebabkan Kerusakan Sendi, Intip Tipsnya

Banyak orang tua memakaikan bedung atau lampin kepada bayi baru lahir dengan cukup ketat. Dokter mengatakan bedung bayi bisa memiliki dampak buruk.

31 Agustus 2018 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua yang memakaikan bedung atau lampin kepada bayi baru lahir dengan cukup ketat. Selain untuk menghangatkan, penggunaan bedong juga dianggap dapat menjaga posisi kaki bayi agar tetap lurus dan tidak bengkok. Alih-alih membuat kaki bayi lurus, penggunaan bedong yang ketat justru menyebabkan kerusakan pada sendi panggul bayi yang akhirnya menyebabkan dislokasi panggul. Dislokasi panggul ialah kondisi ketika sendi pinggul dalam bentuk yang tidak sempurna atau soket pinggul tidak berada pada tempatnya yaitu tidak menutup dan menopang pangkal tulang paha.

Baca: Bahaya Membedong Bayi Terlalu Ketat, Ini Kata Dokter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Faisal Miraj, mengatakan 1 dari 80 anak terlahir dengan bakat lentur. Pinggul dengan urat yang sangat lentur membuat bonggol tulang panggul mudah dikeluarkan dari porosnya sehingga ketika kaki dirapatkan dalam waktu yang cukup lama, maka jaringan sendi panggul akan memanjang dan melar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jika jaringan sekeliling sendi sudah kendur akan membuat kondisinya bergeser ke luar dan menjadi tidak sejajar. Sendi yang tadinya lentur, lama-kelamaan akan memanjang dan melar akhirnya sendi akan berada di luar,” tuturnya.

Ilustrasi bayi baru lahir. shutterstock.com

Kondisi kelainan pada sendi dan tulang panggul ini dapat mengganggu pertumbuhan anak. Jika terus dibiarkan, ketika bertambah besar, akan terlihat posisi berdirinya tidak seimbang atau berjalan miring karena kedua tungkai tidak sama panjang. Kondisi ini akan membuatnya menjadi cepat lelah hingga terjadi gangguan saraf.

Menurutnya, orang tua dapat melakukan deteksi dini pada bayi yang sudah terlanjur dibedong dalam rentang waktu yang cukup lama. Pertama, letakan bayi dalam posisi tengkurap. Kemudian, perhatikan jumlah lipatan pada paha bayi, jika jumlah lipatan sama maka kaki bayi memiliki panjang yang sama atau panggul yang sejajar.

“Namun jika lipatan kaki bayi yang satu lebih banyak dari yang sebelahnya bisa saja telah terjadi dislokasi panggul. Orang tua harus membawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tuturnya.

Jika sudah dalam tahap yang berat, anak akan dipasang pen dengan posisi M-shape atau mengangkang untuk mengarahkan kembali bonggol ke dalam mangkuk panggul. Mangkuk panggul yang terlanjur datar perlu dibentuk agar melengkung kembali.

Baca: Bayi Ikut Marathon? Ada Babymarathon, Catat Tanggal dan Syaratnya

Selain bedung, kebiasaan menggendong bayi dengan posisi kaki yang rapat juga menjadi salah satu penyebab dislokasi panggul. Oleh karena itulah, ketika menggendong bayi, orang tua bisa menempatkannya dengan posisi M-shape seperti posisi alami bayi saat di rahim.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus