Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.

21 Maret 2024 | 11.12 WIB

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Perbesar
Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Demi menumbuhkan rasa peduli sesama sambil memperkenalkan dinamika yang terjadi dalam masyarakat saat ini, penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Menanamkan jiwa sosial ke anak itu bukan hanya kayak kita ngomong terus karena anak itu peniru yang ulung. Jadi, mereka lebih bisa mengkopi apa yang kita perbuat,” kata Andien usai peresmian Andien Aisyah Foundation di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Anak sulungnya, Kawa, sudah ia ajak mengikuti kegiatan sosial bersamanya sejak usia 6 bulan. Di sana, ia membiasakan anaknya untuk mengamati sekitar, bersosialisasi dengan masyarakat, dan bermain bersama anak-anak yang tinggal di daerah tersebut. Setelah tiba di rumah, Andien bersama suami lebih berfokus pada bagaimana perasaan anaknya di lokasi kegiatan berlangsung.

“Daripada aku bicara terus ke mereka, aku lebih banyak mengajak mereka turun langsung dan melihat sendiri. Habis itu dibahas, diajak ngobrol tadi lihat apa, bagaimana perasaanmu waktu kasih ini ke mereka,” ujarnya.

Dirikan lembaga sosial masyarakat
Andien yang kini secara resmi telah mendirikan lembaga sosial masyarakat (NGO) Andien Aisyah Foundation mengaku tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk berbaur atau menyuruh membagikan suatu benda kepada orang lain. Menurutnya, setiap perbuatan orang tua akan dapat cepat diserap dan ditiru oleh anak sehingga akan lebih mudah untuk memberi contoh perilaku positif daripada menerapkan paksaan. Hal ini ia buktikan sendiri ketika Kawa dan Tabi pergi ke sebuah kampung pemulung.

Keduanya memiliki sebuah balon waktu itu dan saling berebut. Namun, saat tiba di lokasi dan keduanya melihat seorang anak menginginkan balon tersebut, baik Kawa dan Tabi sepakat memberikannya kepada anak di kampung itu. Hal yang sama juga terjadi ketika Andien mengajak anaknya pergi bertemu anak-anak dengan penyakit langka. Mereka memilih bermain bersama dibanding membandingkan kondisi satu sama lain.

“Pastinya along the way, misal ke panti anak kanker belum setahun waktu itu tapi Tabi juga seperti itu, karena aku juga ke mana-mana sama mereka jadi sekalian (aku ajak),” ungkap Andien.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus