Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis mata Sesaria Rizky Kumalasari mengatakan retinopati diabetik bisa dialami penderita diabetes yang tidak mengelola kondisinya dengan baik dan memiliki penyakit penyerta seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan kerap mengalami hiperglikemia. Menurutnya, awalnya retinopati diabetik tidak menimbulkan gejala berarti dan sejumlah gejala seperti penglihatan kabur, bintik-bintik mengapung, perubahan penglihatan warna, hingga kehilangan penglihatan baru akan dirasakan pada tahap yang lebih parah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karenanya, pemeriksaan foto fundus mata setiap tahun penting dilakukan oleh penyandang diabetes untuk mengidentifikasi retinopati diabetik di tahap awal,” kata dokter di RS Pondok Indah Jaksel itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Retinopati diabetik merupakan komplikasi yang bisa dialami pasien diabetes tipe 1 maupun 2 akibat pembuluh darah yang terganggu di retina mata karena kadar gula darah tinggi. Karena itu, demi terhindar atau mencegah komplikasi, termasuk retinopati diabetik, pasien diabetes disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara rutin seperti kadar gula darah, fungsi ginjal, dan pemantauan kondisi kaki.
Untuk kaki, pasien bisa menjalani pemeriksaan USG Doppler apabila terasa nyeri demi mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut atau penyakit kaki diabetes yang dapat berujung amputasi. Selain itu, mereka juga harus menjalani pengobatan dan tetap beraktivitas fisik serta berolahraga ringan dengan pengawasan dokter. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan orang sehat berusia 18-64 tahun melakukan aktivitas fisik dengan durasi 150 menit per minggu, juga berlaku bagi penderita diabetes.
Jangan lupa olahraga
Pakar kedokteran olahraga Grace Joselini Corlesa mengatakan olahraga dapat membantu mengontrol berat badan, mencegah kelebihan berat badan atau obesitas, dan membantu mengelola kadar gula darah dalam tubuh.
"Ketika berolahraga, otot memerlukan lebih banyak glukosa sebagai sumber energi. Hal ini mampu membantu mengurangi kadar gula darah yang tinggi dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin," kata dokter di Sport Medicine Injury and Recovery Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu.
Ia menambahkan olahraga juga dapat mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati, yang juga berdampak positif pada kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan. Meski memiliki segudang manfaat, penderita diabetes tetap harus memperhatikan beberapa hal dalam berolahraga sehingga sangat direkomendasikan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter.
Di sisi lain, pasien perlu memastikan kadar gula darah tetap normal selama berolahraga, melakukan pemanasan sebelumnya dan pendinginan sesudahnya, serta memastikan asupan cairan cukup dan tidak memaksakan diri atau berhenti apabila sudah terlalu lelah.
Pilihan Editor: Pahami Retinopati Diabetik, Gangguan Mata Akibat Diabetes