Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cari Pasangan Lewat Aplikasi Jodoh Online? Cek Risiko Ini

Belum punya pasangan? Sekarang ada yang namanya aplikasi pencari jodoh. Bila Anda pernah menggunakannya cek risiko ini.

17 Desember 2018 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pasangan berpelukan. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan zaman dan teknologi memberi kemudahan hampir di segala aspek kehidupan. Termasuk dalam urusan percintaan. Belum punya pasangan? Sekarang ada yang namanya aplikasi pencari jodoh. Cukup unduh di ponsel, dengan ketukan jari Anda bisa bertemu banyak orang, bahkan dari berbagai negara.

Baca: Apa Kriteria Bahagia untuk Seorang Anak? Tilik Penjelasan Pakar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aplikasi ini jelas bermanfaat, misalnya buat mereka yang lingkungannya terbatas pada lingkungan kerja atau lingkaran pertemanan lama. Namun Inez Kristanti,psikolog klinis dari Angsamerah Clinics, Kebon Sirih, Jakarta, mengingatkan, mencari pasangan lewat aplikasi pencari jodoh memiliki risiko tersendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pertama, kalau diperkenalkan dengan seseorang oleh teman atau anggota keluarga, setidaknya kita tahu tentang latar belakang orang ini. Sementara aplikasi pencari jodoh memungkinkan seseorang membuat profil palsu, apalagi cara membuatnya relatif mudah,” ungkap Inez pada Selasa 27 November 2018

Misalnya, Anda memutuskan berkenalan dengan seseorang di aplikasi pencari jodoh karena dari fotonya, orangnya terlihat keren. Enggak tahunya begitu bertemu, jauh dari ekspektasi. Foto bisa menipu. Informasi seputar latar belakang kehidupan pun bisa direkayasa.

“Kalaupun profilnya asli, belum tentu orang ini memiliki motivasi yang sama dengan Anda. Saya cukup banyak mendengar cerita dari beberapa orang yang kecewa, karena teman kencan mereka ternyata tidak menginginkan hubungan serius,” Inez meneruskan.

Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com

Inez memaparkan sebuah penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan Aditi Paul, dari Departemen Komunikasi Universitas Negeri Michigan pada 2014. Hasil penelitian menyatakan, risiko putus hubungan pada pasangan yang bertemu di dunia maya terbilang tinggi.

“Hanya 32 persen pasangan yang bertemu di dunia maya sukses menjalin hubungan dan akhirnya menikah. Sisanya adalah mereka yang menemukan pasangan lewat perkenalan konvensional,” ucap Inez.

Penyebab tingkat kesuksesan pencarian jodoh secara daring lebih rendah, menurut Inez beragam. “Salah satunya yang saya sorot: aplikasi pencari jodoh ini memberi pilihan tak terbatas dalam genggaman tangan. Dengan banyaknya pilihan, orang justru lebih sulit memilih. Susah untuk bertahan dengan satu pilihan,” ungkapnya.

Walau sudah mendapatkan yang cocok, pintar, dan menarik, masih saja timbul pikiran, ingin mencari yang lebih baik lagi, lebih keren lagi.

Baca: Menikah dengan Aktor? 5 Hal Ini Harus Siap Dihadapi

“Banyak yang berpikir, mungkin masih ada yang lebih pas lagi. Begitu juga kalau hubungan mereka mengalami tantangan atau kendala. Orang yang terbiasa kencan daring akan berpikir, 'Saya, kan bertemu dengan orang ini secara daring, kalaupun hubungan kami gagal, masih ada kemungkinan bertemu orang seperti ini lagi secara daring.' Akhirnya orang kurang termotivasi memperjuangkan hubungan,” Inez menuturkan.

TABLOID BINTANG

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus