Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kekhawatiran terhadap wabah virus corona membuat empon-empon diminati banyak orang karena adanya klaim minuman racikan bumbu dapur ini mampu melawan virus tersebut. Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia Daeng M. Faqih menyatakan IDI tidak melarang dan juga tidak menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi empon-empon atau rimpang-rimpangan yang biasa dibuat jamu untuk menjaga daya tahan tubuh menangkal virus corona baru COVID-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Empon-empon hukumnya mubah. Tidak dilarang, tidak juga diwajibkan. Tapi kalau didalilkan untuk COVID-19 itu yang saya tidak setuju," kata Daeng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis paru dari IDI yang juga tergabung dalam Satgas COVID-19 dr. Erlina Burhan Sp.P(K) mengakui bahwa empon-empon yang terdiri dari jahe, kunyit, temulawak, dan lainnya memiliki kandungan antioksidan yang sangat baik untuk tubuh. Namun, dia mengingatkan agar masyarakat tidak meracik empon-empon secara sembarangan tanpa memiliki pengetahuan bagaimana membuat minuman berkhasiat dari rimpang-rimpangan tersebut.
"Sebetulnya kalau dari sisi farmakologi tradisional memang ada mengandung antioksidan, baik untuk tubuh. Tapi kita perlu berpikir kalau tidak bisa mengolahnya, campuran airnya berapa, suhunya berapa, dikhawatirkan bukan antioksidan yang terbentuk, tapi oksidan," ucapnya.
Erlina menganjurkan agar masyarakat mengonsumsi obat-obatan tradisional yang sudah terstandar daripada mengolahnya sendiri. Sementara itu, Ketua Satgas COVID-19 Prof. dr. Zubairi Djoerban Sp.PD(K) menyampaikan hanya lima hal yang perlu dilakukan oleh setiap orang untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Lima hal tersebut di antaranya berolahraga minimal 150 menit seminggu, makan sayur, istirahat cukup, stop rokok, dan stop alkohol. Orang dewasa usia 18-40 tahun membutuhkan waktu tidur tujuh sampai delapan jam setiap hari. Sementara waktu tidur lansia semakin sedikit, yaitu hanya enam jam per hari.