Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Inilah Tanda-tanda Trauma Masa Kecil pada Orang Dewasa

Bentuk trauma di masa kanak-kanak tidak hanya berupa kekerasan fisik, emosional atau seksual, tetapi juga paparan peristiwa traumatis.

17 Oktober 2022 | 06.30 WIB

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan stres pascatrauma atau Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) bisa dipicu oleh pengalaman trauma di masa kecil. Bentuk trauma di masa kanak-kanak tidak hanya berupa kekerasan fisik, emosional atau seksual, tetapi juga paparan peristiwa traumatis. Misalnya, saat seorang anak menyaksikan tragedi pembunuhan maupun kekerasan di lingkungan sekitar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

American Psychological Association dalam artikelnya berjudul “Children and Trauma” menjelaskan ada sejumlah faktor yang menentukan reaksi anak terhadap trauma. Mulai dari faktor usia atau mental, hubungan sosial ekonomi keluarga, hingga reaksi peristiwa traumatis. Pun keterlibatan faktor budaya karena mampu memengaruhi apa yang dilihat anak sebagai respons normal terhadap trauma. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Imbas dari paparan peristiwa traumatis, anak-anak cenderung mengekspresikan beberapa bentuk perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut mencakup kecemasan, gangguan tidur, ketakutan secara tiba-tiba, konsentrasi rendah, maupun kehilangan minat pada aktivitas normal. Seiring waktu gejala perubahan ini bisa hilang dengan sendirinya, namun resiko PTSD bisa meningkat jika anak terpapar pengalaman traumatis secara berulang. 

Jadi, efek trauma masa kecil dimungkinkan bertahan hingga dewasa. Melansir Very Well Mind, trauma dapat mempengaruhi hubungan di masa depan dan menyebabkan masalah lain, seperti depresi hingga harga diri rendah. Erozkan dalam penelitiannya berjudul “The Link between Types of Attachment and Childhood Trauma” bertanya kepada 911 siswa tentang pengalaman mereka dengan trauma masa kecil. 

Hasil penelitian menunjukkan, para siswa yang mengalami pelecehan fisik, emosional atau seksual cenderung menunjukkan gaya keterikatan yang menakutkan. Tanda-tanda yang berhasil diidentifikasi yakni orang dewasa lebih rentan mengalami sifat ambivalen, menyendiri, dan tidak terorganisir dalam setiap aktivitas sehari-hari. 

Paparan peristiwa traumatis juga dapat menimbulkan tanda rendahnya harga diri, depresi, perilaku melukai diri sendiri, bahkan kesulitan dalam mempercayai orang lain. Hal ini dapat pula menjadi sangat bermasalah dengan usia karena PTSD dan peristiwa traumatis dari masa kecil sebenarnya dapat mengakibatkan efek kesehatan yang merugikan di masa dewasa. 

Orang dewasa yang mengalami trauma sebagai anak-anak jauh lebih rentan terhadap depresi dan gangguan mood, serta pikiran untuk bunuh diri. Mereka juga cenderung menyalahgunakan alkohol dan zat lainnya,” kata Glen Stevens, ahli saraf dan onkologi di Institut Neurologi seperti dikutip dari Cleveland Clinic. 

HARIS SETYAWAN 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus