Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar bidang ilmu gizi kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Sandra Fikawati, mengingatkan bahwa klaim bahwa makanan bergizi hanyalah sayur dan buah-buahan tidak berlaku untuk semua orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tentu harus kita sesuaikan dengan kondisi. Misalnya orang yang memiliki kondisi khusus, mungkin saja klaim itu benar, tapi bagi anak-anak, protein hewani lah yang paling mereka butuhkan," katanya dalam acara peluncuran produk daging segar di Jakarta, Kamis 30 Mei 2024,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandra mengatakan bahwa protein menjadi salah satu unsur makanan yang juga penting untuk dipenuhi. Protein bisa didapat dari nabati juga hewani.
Saat ini semakin banyak pula masyarakat yang menyiapkan daging olahan nabati sebagai pilihan makanan selain Menurut Sandra, kandungan gizi daging nabati berbeda dengan daging hewan.
Meskipun dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai daging hewan, ia mengatakan, kandungan asam amino pada daging nabati yang dibuat dari tumbuhan jelas berbeda dengan daging hewan.
Ia menjelaskan bahwa sumber protein hewani seperti daging unggas dan sapi, ikan, udang, susu, dan telur mengandung sembilan asam amino esensial dari 20 jenis asam amino pembentuk protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
"Sudah pasti kandungan asam amino esensial, dan semuanya itu berbeda," katanya.
Di samping itu, daging nabati tergolong makanan olahan yang proses pembuatannya dapat mencakup penambahan bahan penguat rasa dan pewarna.
"Apalagi itu mungkin melalui proses, jadi itu juga sebaiknya kita tidak terlalu banyak mengkonsumsi processed food seperti itu," kata Sandra.
"Itu sebenarnya kan hanya untuk rasa, supaya vegetarian tidak bosan dengan makanan mereka yang hanya sayuran dan buah-buahan," katanya.
Pilihan Editor: Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran