Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Sindrom Baby Blues Tak Tertangani, Dampaknya Depresi

Spesialis kesehatan jiwa mengatakan sindrom baby blues yang tidak tertangani sangat berpotensi berkembang menjadi depresi.

13 Desember 2022 | 17.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perhatian buat ibu yang baru melahirkan. Psikiater dari RSUP Persahabatan dr. Tribowo T. Ginting, SpKJ(K), mengatakan sindrom baby blues yang tidak tertangani sangat berpotensi berkembang menjadi depresi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Akan jadi masalah kalau tidak tertangani, nanti berkelanjutan menjadi gejala depresi postpartum," kata Bowo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baby blues syndrome merupakan perasaan sedih yang dialami ibu di masa awal setelah melahirkan. Menurut Bowo, kondisi tersebut sebenarnya wajar terjadi karena setelah melahirkan ibu akan mengalami perubahan hormon. Selain itu, sindrom ini juga bisa terjadi karena masalah yang dialami sejak masa kehamilan, yang menyebabkan ibu merasa tertekan, sedih, atau tidak nyaman.

Ia mengatakan sindrom baby blues biasanya berlangsung singkat, yaitu sekitar satu minggu. Jika melebihi dua minggu maka ada kecurigaan kondisinya telah berkembang menjadi depresi.

"Biasanya dalam waktu seminggu kurang itu baby blues sudah hilang. Gejala-gejalanya bisa saja seperti sedih tapi tidak berlangsung lama, tidak memenuhi kriteria depresi. Jika melebihi waktu dua minggu, maka memenuhi kriteria depresi," ujar Bowo.

Waspadai psikosis
Pada kasus yang lebih berat, Bowo mengatakan sindrom baby blues juga dapat berkembang menjadi psikosis postpartum, seperti munculnya halusinasi atau marah-marah yang berkelanjutan.

"Itu yang menjadi perhatian kalau misalnya kondisi awal baby blues itu tidak ditangani secara serius," imbuhnya. "Kadang-kadang orang berpikir biasa bagi seorang ibu habis melahirkan begitu karena sembilan bulan mengandung anaknya terus dia harus melepas dan ada sesuatu yang berbeda sehingga ibu harus beradaptasi kembali. Ya benar, tapi kalau dicuekin hati-hati, jangan sampai berlanjut menjadi kondisi yang lebih berat."

Untuk mencegah hal tersebut, Bowo mengatakan keluarga memiliki peran penting untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu yang baru melahirkan. Selain itu, perlu juga bagi ibu untuk istirahat dengan cukup dan menyempatkan me time.

"Ibu perlu me time. Jangan mentang-mentang ada anak bayi lalu enggak bisa apa-apa," tandas Bowo.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus