Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Apakah ngemil selalu berasosiasi negatif? Psikolog lulusan Universitas Indonesia, Saskhya Aulia Prima, membagikan kiat agar ngemil menjadi bentuk penghargaan diri yang baik bagi kesehatan mental.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di penelitian yang saya temukan, kegiatan mengunyah sendiri itu jadi salah satu cara orang menurunkan stres. Memang ketika mengunyah itu ada bagian-bagian otak yang memudahkan kita untuk tidak merasa terlalu stres atau cemas," kata Saskhya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menambahkan kebiasaan ngemil dapat dijadikan penghargaan diri yang bermanfaat untuk mengistirahatkan pikiran sejenak setelah menjalani kesibukan atau tuntutan pekerjaan dalam satu hari.
"Sebetulnya self reward boleh dan sesuatu yang perlu kita latih. Dengan menerapkan self reward, kita memberi ruang untuk diri sendiri, dapat feedback yang baik untuk diri sendiri sehingga jadi memotivasi kita kembali," ujar salah satu pendiri Rumah Psikologi TigaGenerasi itu.
Menurutnya, penghargaan diri berkaitan dengan rasa berharga, penerimaan, dan kepercayaan diri. Namun, ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak salah kaprah menerapkan penghargaan diri dan melakukan aktivitas ngemil secara berlebihan dalam durasi waktu yang relatif sering sebab akan membawa dampak negatif.
Saskhya juga mengingatkan untuk senantiasa mengimbanginya dengan olahraga serta kebutuhan dasar dan kewajiban aktivitas lain, mulai dari waktu tidur, makan utama, hingga pekerjaan.
"Jadi semuanya seimbang antara kita memang mau self reward, menyamankan diri, dan menjaga kesehatan fisik serta mental," tuturnya.
Agar dapat membawa dampak positif, Saskhya menyarankan agar ngemil dibarengi dengan metode mindful eating atau memfokuskan diri pada makanan yang tersaji tanpa gangguan sehingga pelepasan stres dengan baik.
"Walaupun aku tahu ini kadang-kadang sering terjadi, kita ngemil sambil mengetik. Tapi itu justru membuat otak tidak diberi waktu istirahat, baterai kita tidak ter-charge lagi, karena semuanya kita paksa. Jadi kita stop dulu beberapa menit, menikmati dulu waktu ngemilnya," jelasnya.
Menurut Saskhya, setiap orang memiliki preferensi camilan yang berbeda-beda serta bergantung pada kebutuhan masing-masing. Oleh sebab itu, ia memberi saran agar menyediakan stok camilan dengan berbagai variasi rasa.
"Setiap orang punya preferensi sendiri terhadap rasa camilan yang mereka cari ketika mereka beremosi tertentu. Jadi, punya varian camilan dengan berbagai rasa itu juga membantu," tuturnya.
Sebagian orang kerap mengabaikan keinginan dan kebutuhan memakan camilan ketika sibuk bekerja. Saskhya menyarankan agar menetapkan aktivitas ngemil pada jam-jam tertentu. Selain itu, meletakkan camilan di tempat yang mudah dijangkau juga perlu dilakukan sebagai bentuk pengingat diri untuk tidak melupakan kebutuhan mengemil tersebut.
Baca juga: Sehat Ngemil dengan Cara Berikut