Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Alergi kacang adalah kondisi di mana tubuh bereaksi terhadap protein dalam kacang-kacangan tertentu. Kacang yang sering memicu alergi adalah kacang tanah, kenari, almond, hazelnut, dan pistachio.
Alergi ini bisa menyebabkan gejala parah, bahkan mengancam nyawa, dan mengganggu kualitas hidup.
Bagaimana Alergi Kacang Terjadi?
Saat tubuh terpapar protein kacang, sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi protein tersebut sebagai zat berbahaya. Sistem kekebalan kemudian memproduksi zat kimia yang merusak tubuh untuk melawan protein tersebut.Pelepasan zat kimia ini ke dalam darah memicu gejala alergi.
Gejala alergi kacang:
- Gatal-gatal, ruam kulit, atau pembengkakan
- Bersin, hidung tersumbat, atau mata berair
- Mual, muntah, atau kram perut
- Pusing, pusing ringan, atau penurunan tekanan darah
- Kesulitan bernapas
- Anafilaksis (reaksi alergi parah yang mengancam jiwa)
Siapa yang Berisiko Terkena Alergi Kacang?
Alergi kacang dapat terjadi pada orang dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak. Beberapa orang dapat mengatasi alergi kacang seiring waktu, namun bagi yang lebih sensitif, alergi ini dapat menyebabkan reaksi parah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukti baru menunjukkan bahwa memberikan selai kacang halus kepada bayi dan anak kecil dapat mengurangi risiko alergi kacang tanah. Studi yang dipublikasikan di NEJM Evidence menemukan bahwa memulai konsumsi kacang tanah sejak usia 4 bulan dan berlanjut hingga 5 tahun dapat mengurangi tingkat alergi kacang tanah hingga 71% pada remaja di Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari CNN, Profesor Gideon Lack dari King’s College London menjelaskan bahwa bayi yang terpapar kacang tanah sejak dini cenderung tidak mengalami alergi pada masa remaja atau dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap alergi kacang tanah bisa bersifat jangka panjang. Alergi kacang tanah biasanya berkembang pada usia 6-12 bulan, sehingga pengenalan kacang tanah harus dilakukan sebelum periode ini.
Rekomendasi Konsumsi Kacang Tanah Sejak Dini
Rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 2000 untuk menunda pengenalan kacang tanah hingga usia 3 tahun dihentikan pada tahun 2008. Pada 2019, AAP memperbarui panduannya, menyatakan bahwa penundaan tidak mencegah alergi, tetapi sebaliknya pengenalan dini bisa mencegah alergi kacang tanah.
Alergi makanan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berkembang di Amerika Serikat, dengan sekitar 2% anak-anak diperkirakan mengalami alergi kacang tanah. Temuan baru ini diharapkan dapat meyakinkan orang tua bahwa pengenalan dini kacang tanah sesuai pedoman dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap alergi.
Prevalensi Kacang Tanah
Studi LEAP-Trio mengevaluasi sekitar 500 anak di Inggris yang sebelumnya berpartisipasi dalam uji coba LEAP, yang menemukan bahwa prevalensi alergi kacang tanah pada usia 5 tahun adalah 17% pada anak yang menghindari kacang tanah dibandingkan dengan 3% pada anak yang mengonsumsi kacang tanah. Uji coba LEAP-Trio menemukan bahwa pada usia 12 tahun, prevalensi alergi kacang tanah adalah 15% pada kelompok yang menghindari kacang tanah dan 4% pada kelompok yang mengonsumsi kacang tanah, menunjukkan pengurangan 71%.
Temuan ini memberikan kepastian bahwa pengenalan dini kacang tanah dapat mengurangi risiko alergi kacang tanah hingga remaja. Dr. Purvi Parikh dari NYU Langone menyarankan pengenalan alergen pada usia 4-6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 5 tahun, tetapi tidak perlu konsisten setelah itu. Anak dengan risiko alergi rendah bisa diperkenalkan pada kacang tanah dengan bimbingan dokter anak, sedangkan anak dengan eksim parah atau alergi telur harus berkonsultasi dengan ahli alergi.
Rekomendasi umum adalah memberikan kacang tanah dalam bentuk selai yang dicampur puree untuk menghindari tersedak. Bayi harus siap secara perkembangan untuk makan makanan padat antara usia 4-6 bulan. Ahli imunologi pediatrik Dr. Daniel DiGiacomo menyarankan pendekatan pengenalan bertahap dengan panduan dokter anak.
Pilihan editor: Pentingnya Memahami Jenis Kacang, Apa Itu Kacang Pohon?