Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Risiko kebosanan kerap menyergap wisatawan pada kunjungan yang terus berulang. Risiko ini dihadapi Danau Toba sebagai 10 destinasi unggulan Indonesia. Namun pengelola Bukit Indah Simarjarunjung (BIS), Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, berinovasi agar wisatawan kian betah mampir ke Danau Toba, terutama ke destinasi yang dikelola BIS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tio Elga Sinaga, Komisaris BIS, membuat terobosan. Ia menyadari destinasi-destinasi terus bermunculan di luar Sumatera, terutama di Jawa karena mengakomodasi wisatawan milenial, yang kerap berswafoto. Salah satu rujukan BIS adalah Kalibiru, Yogyakarta. Sejak 2016, BIS terus mengembangkan destinasi wisatanya sebagai objek foto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Modalnya, berupa lanskap Danau Toba yang indah, namun ditangkap mata dari perbukitan. Para tamu di BIS bisa berfoto berlatar Danau Toba, namun dengan tata letak di atas pohon atau di atas sepeda gantung. Mirip wisata kekinian di Kalibiru, Yogyakarta dan Maribaya, Bandung.
Walhasil BIS kini bukan sekadar tempat memandang Danau Toba saja, namun menjadi destinasi untuk menikmati Danau Toba dengan cara milenial. Dan itu membuat pengunjung harus menjangkau Bukit Simarjarunjung.
Nah, inovasi apa yang dilakukan BIS? Pengelola destinasi wisata ini berinovasi menempatkan properti yang unik, kepompong dari anyaman rotan yang menggantung di pohon. Adapula becak yang bersebelahan dengan meja makan yang menggantung. Wisatawan bisa terlihat melayang saat berpose di atas becak.
Objek foto di Bukit Indah Simarjarunjung terus diperbarui dua bulan sekali, bergantung antusias pengunjung. Foto: @bukitindahsimarjarunjung
Properti lain yang tak kalah menarik untuk berswafoto antara lain bunga matahari, balon udara, sepeda awan, rumah pohon, hingga vespa jadul. Bahkan terdapat sepasan kursi berbentuk hati untuk pernikahan.
Dengan lahan seluas dua hectare, BIS bisa berkreasi dengan menciptakan 30 objek foto berlatar belakang Danau Toba. Agar tak membosankan, menurut Tio, setiap dua bulan objek foto tersebut diganti. Namun bila antusias pengunjung tinggi, objek tersebut selalu dirawat dan diperbaiki, faktor keselamatan menjadi prioritas BIS.
Dengan menjadi objek foto, BIS kian ramai. Bagi yang ingin menginap, destinasi wisata ini menyediakan rumah pohon. Biayanya hanya Rp100 ribu per malam, per ruangan. Satu ruangan, bisa digunakan untuk delapan orang. Alas tidur menggunakan tikar, namun disediakan selimut dan bantal. Konsep menginap di BIS meniru acara perkemahan.
Untuk masuk ke BIS dikutip Rp10.000 untuk sepeda motor dan mobil Rp20 ribu. Bila ingin berfoto, tamu harus membayar Rp5.000 per objek. Ada juga jasa fotografer bertarif Rp10.000 untuk empat kali foto di objek yang sama.
Nah, siapkan koper ayo ke Bukit Simarjarunjung untuk menikmati Danau Toba.