Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mendaki gunung atau bukit merupakan salah satu kegiatan mencinta alam dan mestinya diselaraskan dengan sikap para pendakinya. Para pendaki seyogyanya menerapkan gaya hidup zero waste atau meminimalisir sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak cukup dengan tidak membuang sampah sembarangan, para pendaki sebaiknya membawa peralatan yang dapat digunakan berulang kali. Dengan begitu mereka tak perlu membawa sampah di dalam ransel dan tidak ada barang sekali pakai yang langsung berakhir di tempat sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penulis buku Zero Waste Adventure, Siska Nirmala mengatakan pendaki yang menerapkan gaya hidup zero waste mengharuskan mereka membawa barang yang dapat digunakan berulang kali atau reusable. "Memang kelihatan banyak wadah, tapi semua yang dibawa akan tetap ada sampai pulang. Kalau membawa peralatan kemasan sekali pakai, bisa dibuang dalam perjalanan dan menambah sampah," ujar Siska kepada Tempo di Jakarta pada Rabu, 22 Juli 2020.
Perempuan yang akrab disapa Pita ini juga mengatakan, banyaknya wadah yang dibawa tak lantas memberatkan sebuah pendakian. "Enggak ribet, melainkan lebih terencana. Akan nyaman kalau sudah terbiasa," katanya.
Perencanaan yang dia maksud adalah pandai memperhitungkan kebutuhan selama mendaki. Jika salah kalkulasi akan mengakibatkan barang yang dibawa tidak terpakai, sehingga menjadi beban selama perjalanan. "Semua barang bawaan harus menyesuaikan kebutuhan. Beda gunung yang akan didaki, bisa juga kebutuhannya. Jangan membawa barang-barang yang tidak perlu," kata Siska Nirmala.
Selain bekal pendakian, salah satu yang kerap memberatkan pendaki adalah peralatan kebersihan tubuh. Sebelum atau sesudah mendaki, pendaki biasanya akan mandi dan bersih-bersih. Selain itu, beragam produk perawatan tubuh juga kerap dibawa. "Makin simpel peralatan kebersihan, kian ringan bawaan. Kalau aku cukup membawa tiga benda, yakni sabun, sampo, dan pasta gigi," ujar Pita.
Siska Nirmala sudah menerapkan aktivitas pendakian zero waste sejak 2013. Dia telah mendaki lebih dari sepuluh gunung tanpa meninggalkan sampah plastik.
MUHAMMAD AMINULLAH