Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, berjalan menuju Masjid Al Ihsan, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Arah jarum jam menunjukkan pukul 12.07 WIB. Saatnya Novel menjalankan salat zuhur. Novel mengenakan gamis krem, peci putih, dan kacamata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Novel dikenal sebagai pribadi yang menjaga salat berjemaah. Bahkan, insiden penyiraman air keras pada 11 April 2017 terjadi seusai Novel salat subuh di masjid dekat rumahnya, Al Ihsan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepulang dari Singapura untuk menjalani pengobatan, Novel tetap menjalankan rutinitas beribadah di Masjid Al Ihsan. Hari ini, misalnya, ia melaksanakan salat zuhur berjemaah dan baru keluar masjid sekitar pukul 12.33 WIB.
Novel tampak ditemani tiga hingga empat pria. Mereka adalah utusan KPK yang menjaga keamanan Novel. Meski di akhir pekan, Novel tak berencana jalan-jalan bersama istri dan anaknya. Novel berfokus pada kesembuhan mata kirinya yang disiram air keras oleh orang tak dikenal.
"Tidak ada (rencana jalan-jalan). Saya kira fokus pengobatan selesai. Nanti yang lain-lain belakangan," kata Novel seusai salat di Masjid Al Ihsan, Jakarta Utara, Sabtu, 24 Februari 2018.
Dia mengaku belum bisa kembali bekerja mengusut perkara korupsi. Mata kiri yang belum sembuh total menjadi penyebabnya. Ia masih harus menjalani dua operasi di Singapura. Operasi sebelumnya sudah berjalan dengan pemasangan artificial cornea. Pemasangan itu untuk memaksimalkan pertumbuhan selaput mata kiri Novel. "Kalau nanti tidak tuntas kan jadi berantakan semua," ujar Novel.
Sekitar 90 persen kornea mata kiri Novel terbakar setelah disiram air keras pada April lalu. Novel pun harus berobat di Singapura dan menjalani operasi tahap satu pada 17 Agustus 2017. Saat ini, Novel mengaku mata kirinya tidak bisa melihat sama sekali. Sedangkan mata kanannya tidak berfungsi normal lantaran apa yang dilihatnya berkabut.
Seusai salat, Novel langsung kembali ke rumahnya dan masih dikawal tim pengamanan KPK. Di depan rumah Novel yang berlokasi di Jalan Deposito itu tampak berdiri sebuah tenda.
Di dalam tenda tampak seperti kos-kosan. Ada satu kasur, dispenser, beberapa kardus air mineral, dan snack. Ada juga meja untuk menaruh teh, kopi, dan gula.
"Tenda buat mereka jaga. Setelah kejadian penyiraman air keras ada penjagaan di depan rumah Novel," ujar salah satu penjaga keamanan kompleks, Sapri.
Nuansa sepi menyelimuti di sekitar rumah Novel. Namun, penjagaan semakin ketat. Selain dijaga tim keamanan, jalan menuju rumah Novel ditutup palang berwarna hitam putih. Dua scoop jalan berwarna oranye, tanda tidak boleh lewat, terpampang di depan rumah. Jaraknya hanya satu rumah di sebelah kediaman Novel.