Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Pelaku Bom Filipina Diduga WNI, Menlu Koordinasi dengan Kapolri

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus berkoordinasi dengan kepolisian soal dugaan bahwa pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral di Jolo, Filipina.

25 Juli 2019 | 05.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberi keterangan pada media seputar pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Bogor, Jawa Barat, 24 Juli 2019. TEMPO/Ahmad Faiz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus berkoordinasi dengan kepolisian soal dugaan bahwa pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral di Jolo, Filipina, merupakan pasangan suami istri warga negara Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tadi pagi saya berkomunikasi dengan Kapolri setelah ada berita itu, jadi sekali lagi berita itu adalah dugaan, masih belum konfirm sekarang proses rekonfirmasi," ujar Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri, Rabu, 24 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan saat ini masih berlangsung penelitian dengan mencocokkan DNA pelaku. Karenanya, Retno menunggu konfirmasi dari kepolisian ihwal kebenaran bahwa pelaku pengeboman memang warga negara Indonesia.

"Jadi sedang didalami lagi, kan begini untuk kemudian menyampaikan bahwa this is confirm itukan melalui beberapa proses, agar tidak salah, oleh karena itu sekarang sedang dilakukan proses lagi satu lagi untuk mereconfirm dengan penelitian DNA pembanding dan sebagainya, itu adalah pekerjaan dari polisi dan saya includes contact dengan Pak Kapolri," kata Retno.

Sebelumnya, Polri telah mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral di Jolo, Filipina. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menuturkan, pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan pasangan suami istri warga negara Indonesia.

"Suami istri asal Sulawesi atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," kata Dedi di kantornya, Jakarta Selatan kemarin. Keduanya adalah deportan dari Turki pada Januari 2017 dan berafilisi dengan ISIS.

Dedi menjelaskan, pada awalnya, pihaknya dan kepolisian Filipina hanya mengantongi hasil pemeriksaan lima tersangka bom bunuh diri yang menginformasikan pelaku diduga WNI.

"Aparat keamanan kita hanya mendapatkan informasi dari lima tersangka yang ditangkap di Filipina itu kalau pelaku diduga orang Indonesia, karena dari logat bicara dan kebiasaannya seperti orang Indonesia," kata Dedi.

Lebih lanjut, Polri akan menggunakan tes DNA untuk menguatkan identitas pasangan suami istri pelaku bom bunuh diri tersebut.

“Hasil tes DNA oleh Filipina sudah ada tapi belum ditemukan pembandingnya sehingga kesulitan memastikan. Densus juga bekerjasama dengan Filipina karena keduanya masuk Filipina dari jalur ilegal,” kata Dedi.

Identitas pasangan suami istri pelaku bom bunuh diri terungkap setelah anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kalimantan Timur bernama Yoga dan JAD Sumatera Barat bernama Novendri ditangkap.

"Setelah dilakukan penangkapan terhadap Saudara Novendri dan Yoga di Malaysia, baru mengait ternyata pelaku bom bunuh diri di Filipina itu adalah dua orang warga negara Indonesia," ujar Dedi.

CAESAR AKBAR | ANDITA RAHMA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus