Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Suami Sekap Istri di Palembang hingga Tinggal Kulit dan Tulang, Keluarga Sempat Hilang Kontak

Setelah hilang kabar setahun, kakak korban dapat kabar Sindi telah meninggal di Rumah Sakit Hermina Jakabaring, Palembang.

28 Januari 2025 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Orang Meninggal. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Palembang - Seorang ibu rumah tangga di Palembang bernama Sindi atau SI (25 tahun) diduga meninggal akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya, Wahyu Saputra (26 tahun). Sindi ditemukan oleh warga sekitar rumanya, dalam kondisi tubuh kurus kering di sebuah kontrakan Jalan Abi Kusno, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang. Sindi diduga disekap dan ditelantarkan oleh sang suami, Wahyu Saputra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kakak korban, Purwanto (30 tahun), menyatakan sempat hilang kontak dengan adiknya selama satu tahun, terhitung sejak Febuari 2024. Kemudian dia mendapat kabar Sindi telah meninggal pada Rabu, 22 Januari 2025 di Rumah Sakit Hermina Jakabaring, Palembang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami (keluarga) tidak pernah menyangka adik saya diperlakukan seperti itu. Warga memberi tahu kami saat kondisinya sudah sangat buruk. Ketika kami melihatnya, tubuhnya hanya tinggal kulit dan tulang,” kata Purwanto pada Senin, 27 Januari 2025.

Purwanto tak menduga adiknya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sindi dan suaminya, Wahyu, telah hidup bersama selama empat tahun melalui proses taaruf.

Sebelum hilang kabar, Sindi sempat memberi tahu keluarganya bahwa Wahyu Saputra kerap memperlakukannya dengan buruk, bahkan tidak mengizinkannya keluar rumah. Keluarga sempat merekam cerita Sindi sebagai bukti.

“Dia bilang suaminya sangat jahat. Kami merekam pengakuannya sebagai bukti untuk laporan ke polisi,” kata Purwanto.

Selain berperilaku buruk dan tidak mengizinkan Sindi untuk keluar rumah, Wahyu juga tidak memberi makan istrinya. Purwanto mengungkapkan, sebelum hilang kontak pada Febuari lalu, korban Sindi sempat bercerita dirinya tidak lagi dinafkahi dan diberi makan oleh Wahyu Saputra.

"Adik saya cerita, kalau dari Febuari 2024 itu sudah tidak diberikan makan dan nafkah lagi," kata dia.

Ketika keluarga Purwanto mencoba menghubungi Sindi untuk memberi tahu bahwa ibunya sedang sakit, Wahyu memblokir semua nomor keluarga Sindi. Alasan Wahyu, sang istri sedang hamil muda. Namun, menurut hasil pemeriksaan dokter saat di Rumah Sakit, Sindi tidak dalam kondisi hamil.

Menurut Purwanto, keluarganya juga sempat mencurigai kondisi Sindi saat Wahyu mengantarkannya ke rumah pada Oktober 2024. "Tubuhnya kelihatan mulai kurus, meskipun dia bercadar. Tapi WS hanya mampir sebentar dan langsung membawanya kembali," kata Purwanto.

Sejak saat itu, Sindi tak pernah terlihat, hingga warga sekitar curiga ada yang tidak beres. Setelah dicek, warga menemui Sindi dalam kondisi terbaring dengan tubuh yang sudah kurus kering, rambut menggimbal. Warga berinisiatif membawanya ke ICU RS Hermina Jakabaring, hingga Sindi dinyatakan meninggal karena dehidrasi.

Pilihan Editor: Alasan Polda Jawa Tengah Belum Tetapkan Tersangka Kematian Darso, Warga Semarang yang Meninggal setelah Dijemput Polisi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus