Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahasa

Berpihak pada Bahasa Inggris?

7 Januari 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bambang Kaswanti

  • Guru besar Unika Atma Jaya, Jakarta

    Bahasa Belanda lebih awal dari bahasa Inggris merasuki bahasa Indonesia, tetapi pengaruhnya kemudian memudar dan pengaruh bahasa Inggris makin besar. Merasuknya berawal dari dekade pertama abad lalu, ketika kelompok elite mulai mengenyam pendidikan Belanda. Akan tetapi, pengaruh bahasa Belanda sempat dihentikan pada masa pendudukan Jepang (1942-1945): bahasa Belanda dilarang dipakai dan bahasa Indonesia menggantikannya sebagai bahasa komunikasi. Bahasa Belanda kembali lagi setelah kemerdekaan; dijadikan sumber utama istilah teknis dan ilmiah oleh Komisi Istilah sampai 1966. Sesudah itu, terutama menjelang akhir 1970-an, bahasa Inggris tak terbendung membanjiri bahasa Indonesia.

    Banyak kata Belanda, seperti kapling, brosur, bursa, oplah, eksemplar, yang masih bertahan. Beberapa kata mengalami perubahan. Di antara generasi muda agaknya masih dikenal arti kata obral, tetapi toh kata sale lebih dikenal; kata korting dikenal, tetapi diskon lebih dikenal. Atau merasa aneh mendengar oranye dan lebih nyaman mengatakan orange. Namun, kapankah mereka tidak lagi menyebut bioskop 21 dan beralih ke teater 21, meninggalkan kata mebel dan berpindah ke furnitur, tidak lagi memakai karcis dan beralih ke tiket? Kini kedua pasangan kata itu sama-sama tercatat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 2005 dan setara sebagai lema utama.

    Arus kecenderungan pada bahasa Inggris daripada pada bahasa Belanda ini adalah proses alami, bukan rekayasa. Itu terjadi bukan akibat desakan langkah perencanaan atau pembakuan bahasa.

    Ada juga langkah keberpihakan yang direkayasa. Terekam, misalnya, pada Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) terbitan Pusat Bahasa 1982. Kata pinjaman yang semula berakhiran –il diganti –al: universil (Bld. universeel) menjadi universal (Ing. universal), tradisionil menjadi tradisional, komersiil menjadi komersial. Namun, pada KUBI 1982:522 konvensionil ternyata terlewat belum diganti dengan konvensional.

    Akan tetapi, mengapa serentetan kata yang lain tidak berpihak pada bahasa Inggris? Sekadar contoh: universitas dan bukan universiti, fakultas dan bukan fakulti, kualitas dan bukan kualiti? Bahasa Malaysia, yang lebih berbasis bahasa Inggris, untuk kata-kata itu memilih bentuk yang kedua. Lain dengan kasus dari kata sekuriti, yang diambil dari bahasa Inggris security; bahasa Belandanya bukan *sekuriteit. Kata sekuritas tercatat pada KBBI 1988 dan 2005 dengan arti ”bukti utang atau bukti pernyataan modal (mis. saham, obligasi, wesel, sertifikat, deposito)”.

    Kebijakan mengalihkan -il (Belanda) ke -al (Inggris) bukannya tidak menimbulkan persoalan. Kata Belanda yang berakhiran -eel tidak semuanya berpadanan kata Inggris dengan -al. Salah satu contohnya pada KUBI dan KBBI ada prinsipiil; tidak ada *prinsipial. Akan tetapi, kedua kata itu dapat dijumpai, misalnya, di media massa: [perbedaan] prinsipiil dan juga [perbedaan] prinsipial; padahal, tidak ada kata bahasa Inggris principial dalam arti ”secara prinsip”.

    Atau, bisa jadi padanan kata tidak bermakna sama. Ditemukan, antara lain di media massa, dua varian ini: [dukungan] moril dan materiil dan [dukungan] moral dan material; padahal, KBBI 2005 mencatat moril berbeda arti dengan moral, materiil berbeda makna dengan material.

    Rekayasa mengalihkan -il ke -al untuk kata tertentu dilakukan lebih lambat dari kata yang lain. KUBI 1982 masih menyebutkan orisinil, baru KBBI 1988 dan 2005 mulai menuliskan kedua-duanya: orisinal sebagai lema utama dengan makna ”asli, tulen” dan orisinil dituliskan dengan à orisinal. Maksudnya, orisinil bukan bentuk yang dianjurkan untuk dipakai.

    Pertanyaannya: mengapa orisinal yang dipilih? Untuk berpihak pada bahasa Inggris, cukupkah sekadar mengalihkan dari -il ke -al? Kata orisinil lahir dari kata origineel (Bld.), tetapi dari mana kata orisinal? Bukan dari kata Inggris original. Kata Inggris itu membuka pilihan pada orijinal (kalau mengikuti bunyi Inggrisnya) atau original (kalau mengikuti ejaannya, dengan pelafalan Indonesia). Unsur /g/ ini rupanya luput dari perhatian KBBI: hanya pada origineel /g/ diucapkan mendekati bunyi /s/, tetapi tidak pada original.

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus