Tampaknya, masalah vokal atau tidaknya seorang anggota DPR/MPR cenderung membayangi penilaian orang atas peranan lembaga rakyat itu. Nama yang selama ini dikenal vokal seperti Saiful Sulun, H.J. Naro, Marzuki Darusman, Anang Adenansi, Roekmini sudah tidak duduk lagi di DPR/MPR. Sesungguhnya mereka yang vokal itu belum dapat digolongkan ke dalam kelompok "melawan arus". Sebab, kevokalan mereka tidak selalu merupakan wujud dari pertentangan. Bahkan, dalam kenyataannya, kevokalan mereka tidak selalu menghasilkan suatu penyelesaian masalah. Secara teoretis, anggota DPR/MPR selaku wakil rakyat bertugas menyalurkan aspirasi rakyat secara aktif dan konsisten. Sebetulnya, tolak ukur dari kepekaan mereka dalam menyalurkan aspirasi rakyat bukan sekadar cepat "berteriak", tapi lebih penting dari itu adalah cepat berupaya menyelesaikan yang dipersoalkan. Kini, soal kualitas kevokalan para anggota DPR/MPR semakin menjadi sorotan masyarakat luas. Itu seiring dengan meningkatnya kesadaran politik pada masyarakat di negeri kita. Masyarakat mendambakan agar kevokalan itu bersifat informatif, komunikatif, aspiratif, dan konstruktif dalam mewujudkan aspirasi rakyat di lembaga legislatif. Karena itu, anggota DPR/MPR periode sekarang ini dituntut meningkatkan kualitas kevokalannya, sehingga dapat mewarnai dan membayangi peranan lembaga perwakilan rakyat dari aspek yang positif. SETIABUDI Jalan Panjalu 2 Kediri 64121 Jawa Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini