Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Minum madu:tak perlu khawatir

Komentar tulisan antara madu dan susu. semua produk alam termasuk madu tak luput dari kontaminasi logam berat. perlu diusahakan meningkatkan konsumsi dan produksi madu yang berkualitas.

19 Desember 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMBACA tulisan "Antara Madu dan Susu" (TEMPO, 7 November 1992, Kesehatan), saya sebagai salah satu konsumen dan peminum madu sangat terkejut dan khawatir. Soalnya, saya telah meminum madu selama lebih dari 15 tahun. Mungkin madu yang saya minum itu tidak mengandung logam berat dalam jumlah yang membahayakan, sehingga sampai saat ini saya belum pernah mengalami keluhan keracunan akibat minum madu. Sejak dulu saya yakin dan hampir semua orang yakin bahwa lebah dan madu bermanfaat bagi manusia. Menurut saya, hampir dapat dipastikan semua produk alam tak luput dari kontaminasi logam berat, termasuk madu yang merupakan hasil nektar dari bunga. Bahkan saya meragukan bila ada madu yang sama sekali tidak mengandung logam berat, kecuali madu aspal (asli tapi palsu). Masalahnya, apakah mungkin madu harus bebas dari logam berat sebagaimana disyaratkan dalam SII? Saya sependapat dengan Bapak Winarno agar standar SII untuk menetapkan madu ditinjau kembali. Tingkat konsumsi madu di Indonesia saat ini, sebagaimana dinyatakan dalam tulisan itu, baru sekitar 0,003 kg per kapita per tahun. Menurut saya, bila dibandingkan dengan beberapa negara maju, tingkat konsumsi madu di Indonesia relatif masih sangat sedikit: di Australia sekitar 1,5 kg per kapita per tahun, di Selandia Baru sekitar 1,6 kg, di Jerman Barat sekitar 1,0 kg, di Amerika Serikat sekitar 0,6 kg, di Inggris sekitar 0,3 kg per kapita per tahun. Jika dikaji dari data tersebut, sebenarnya kita tidak perlu khawatir yang berlebihan akan keracunan madu, sehingga tidak timbul anggapan minum madu sama dengan minum racun. Justru sebaliknya, bagaimana upaya kita meningkatkan konsumsi madu dan produksi madu yang berkualitas. Sebagai negara tropis yang kaya akan sumber pakan lebah serta jumlah penduduk yang sangat banyak, peluang tersebut harus dapat dimanfaatkan oleh semua pihak, termasuk pers, yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha perlebahan di Indonesia. IR. SUDJARWO Jalan Tegal Asri No. 13 RT 06 RW 03 Bejen Karanganyar Surakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus