Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Film: Lihat Dulu Sebelum Larang

Film the message masih menjadi perdebatan antara yang pro & kontra. disarankan supaya diadakan pertemuan antara produser dan para pemimpin islam tingkat internasional untuk membahas film tersebut. (kom)

11 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO 20 Nopember kembali memuat laporan mengenai film The Message. Dalam TEMPO sebelumnya juga telah dilaporkan sikap Dewan Masjid Sedunia di Mekah mengenai film tersebut. Pendeknya hingga kini masih tetap ada fihak yang pro dan kontra. Menurut hemat saya, masih ada jalan untuk mengatasi penolakan Dewan Masjid Sedunia dan para ulama di beberapa negara terhadap film itu. Misalnya dengan dua cara. Bisa dari inisiatif fihak produser atau inisiatif Dewan Masjid Sedunia atau organisasi-organisasi Islam Internasional lainnya. Cara pertama, ialah: produser mengundang para pengurus Dewan Sedunia, Muktamar Alam Islami, Rabitoh Islam, Organisasi Islam Internasional dan para ulama terkenal Al-Azhar - secara khusus menonton film tersebut. Pemutaran dilakukan di London atau Amerika atau di salah satu kota Timur Tengah. Cara kedua--yang lebih tepat - bila fihak-fihak yang menentang film itu mengundang si produser di salah satu kota negara Islam untuk mempertunjukkan film The Message di hadapan para ulama. Untuk ini, alangkah baiknya bila Bapak Muhammad Natsir dan Bapak K.H. Achmad Sjaichu selaku Pimpinan Muktamar Alam Islami dan Organisasi Islam Internasional serta selaku anggota pengurus Dewan Masjid Sedunia memprakarsai tindakan tersebut. Apabila salah satu dari cara tersebut ditempuh, maka para ulama dan pimpinan Organisasi-Organisasi Islam Internasional itu akan secara langsung menyaksikan sendiri film The Message. Katakanlah forum yang saya usulkan itu sebagai Dewan Sensor Islam Sedunia untuk film tersebut. Setelah para ulama dan pemimpin Islam menyaksikan sendiri pemutaran film dimaksud dan menilainya dari semua segi, barulah dikeluarkan keputusan yang pasti: boleh atau tidak ummat Islam menonton. Jalan semacam itu perlu ditempuh, karena film bukanlah masalah dogma yang tidak boleh ditawar-tawar lagi. Kiranya kurang layak bila para ulama Sedunia hanya mengeluarkan larangan, padahal mereka sendiri belum menyaksikannya sendiri. Saya berkeyakinan, tidaklah berdosa bila para ulama menonton film dengan maksud untuk menilai. Berdasarkan berita di surat-surat kabar dan majalah (terutama TEMPO), dalam film tersebut tidak diperlihatkan tokoh Nabi Besar Muhammad SAW, begitu pula keempat sahabat utama beliau, kecuali paman beliau: Hamzah. Dengan demikian salah satu faktor yang selama ini kita tentang telah tersingkirkan. Sekiranya benar apa yang selama ini diberitakan pers, bahwa The Message tidak merugikan ajaran Islam bahkan sebaliknya - alangkah ruginya ummat Islam di neara-negara yang melarang film tersebut. Selain itu, bila para pemimpin Islam menentang pemutaran film tersebut di negara masing-masing --tanpa memberi alasan yang tepat - maka akan menimbulkan image yang tidak baik terhadap Islam di mata dunia lain. A. MARZUKI YAHYA S.E. Pejaten RT. 003/05 No. 36 Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus