Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Filsafat Silat Dalam Politik

Filsafat silat nampaknya berlaku pula dalam tingkah laku politik. Dalam perjuangan politik akan cenderung berpikir sebagai kelompok, dalam menikmati hasil orang akan cenderung berpikir perorangan.

7 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA seorang guru silat yang menjelaskan kepada saya bahwa tidaklah sulit bagi seseorang untuk membela diri, juga kalau ia diserang oleh sepuluh orang misalnya. "Kalau anda dapat memukul pingsan atau mati salah seorangnya, maka sembilan yang lain akan lari atau menyingkir". Mengapa? "Sederhana saja. Selagi menyerang maka sepuluh orang tersebut akan berfikir sebagai kelompok tetap dalam keadaan bahaya mereka akan memikirkan keselamatan diri, dan karena itu mereka sebenarnya berfikir secara perorangan. Dalam bahaya atau kemelut, kelompok cenderung menjadi buyar". Ibarat sapu lidi, sembilan batang yang tadinya bersatu susah dipatahkan. Tetapi ketika mereka cerai-berai, tiap batangnya dapat saja dibuat patah tujuh atau sepuluh. *** Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan lain. Apakah filsafat seperti itu berlaku juga dalam bidang lain? Dalam politik misalnya? Menarik sekali memikirkan kembali kesan-kesan masa kampanye pemilu yang baru lewat. Tiap kontestan selalu mengadakan appeal (seruan) untuk memberi kesan bahwa dirinya dan rakyat yang akan memilih adalah satu. Di sana-sini terdengar janji bahwa kalau saja kontestan Anu menang pemilu, keadaan akan banyak berubah: landreform dan distribusi tanah diperbaiki, pendidikan dan generasi muda diutamakan, dan perataan hasil-hasil pembangunan diberi perhatian serius. Dibuat identifikasi antara kepentingan rakyat dan kepentingan kontestan. Sedapat-dapatnya ditunjuk bahwa si kontestan berfikir menurut jalan fikiran rakyat, sementara jalan fikiran kontestan diusahakan menjadi jalan fikiran rakyat. Sejauh itu semua wajar-wajar saja. Kampanye yang berhasil adalah yang mampu mengadakan political engineering -- suatu penyiasatan politik untuk mencapai tujuan politik dan mewujudkan kemauan politik tertentu, dengan cara menciptakan suatu cara berfikir menurut kerangka acuan kelompok. *** Nampaknya sejarah perjuangan kemerdekaan memberi pelajaran yang sama. Ketika itu ada tujuan yang sama, menghadapi lawan yang sama. Kolonialisme yang harus ditumbangkan dan kemerdekaan yang harus direbut hampir secara otomatis membuat seluruh rakyat yang terjajah berfikir menurut satu kerangka, yang mengikat mereka menjadi satu kelompok yang padu. Kemudian datang Indonesia merdeka. Lahir sejumlah besar partai politik yang saling gontok-gontokan dan menyebabkan amat sulit untuk menciptakan suatu stabilitas politik. Menjadi pertanyaan: mengapakah orang-orang yang tadinya demikian bersatu padu, dalam waktu tak lama berselang, menjadi amat pecah-belah ? *** Pengalaman-pengalaman seperti itulah yang barangkali membuat rakyat dengan hati nuraninya yang lugu -- menjadi kritis menghadapi appeal politik dalam berbagai kampanye. Persatuan kepentingan dengan mereka dikerahkan sehabis-habisnya tatkala suara atau tenaganya dibutuhkan untuk mensukseskan suatu perjuangan politik. Tetapi begitu perjuangan mulai memperlihatkan hasil-hasilnya, mereka cenderung tidak diutamakan, sekurang-kurangnya tak lagi sehebat ketika lagi berjuang. Bagaimana dijelaskan? Filsafat silat nampaknya berlaku juga di sini dengan sedikit variasi: dalam perjuangan politik orang cenderung berfikir sebagai kelompok, dalam menikmati hasilnya orang cenderung berfikir sebagai perorangan. Di sebuah warung "Bubur kacang ijo" orang bisa berjumpa dengan kesadaran seperti itu. - Bagainlal1a pendapat bang tentag kampanye yang baru lewat ? Saya bertanya sekedar iseng - Biasa dik. "Berakit-rakit ke hulu Berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang sendirian".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus