Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Hidup Akrab Bersama Bencana

Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang bencana perlu ditingkatkan. Bisa masuk kurikulum sekolah.

14 September 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LINDU yang mengguncang Tasikmalaya dan sekitarnya memberikan banyak pelajaran sekaligus bahan evaluasi. Harus diakui, sistem penyebaran informasi dan peringatan dini telah berjalan baik. Begitu bumi bergetar, pemberitahuan mengenai waktu, kekuatan gempa, lokasinya, serta potensi munculnya tsunami tersebar secara serentak dan seketika, baik melalui SMS maupun media massa. Sistem ini layak dipertahankan dan ditingkatkan jangkauan penyebarannya.

Yang masih kurang justru pengetahuan masyarakat tentang cara menghadapi bencana. Orang ramai masih mudah panik dan bergerak tanpa mengindahkan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Seperti yang terjadi ketika gempa mengguncang pada Rabu pekan lalu. Pengunjung sebuah pusat grosir Tasikmalaya langsung lari berserabutan ke luar. Akibatnya, seorang ibu dan dua anak kembarnya terdorong jatuh dan nyaris tewas terinjak-injak massa yang sudah pendek akal.

Warga Jakarta, lebih dari 300 kilometer di utara episentrum, pun setali tiga uang. Mereka tak tahu pasti cara menyelamatkan diri. Mereka umumnya panik, lalu berhamburan ke luar gedung pencakar langit. Padahal itu bukan cara penyelamatan yang efektif karena bisa saja mereka malah tertimbun reruntuhan jika gedung ambruk. Berlindung di bagian gedung yang kukuh atau bersembunyi di bawah meja justru lebih aman. Kepanikan juga bisa berdampak fatal bagi para pengidap penyakit, misalnya jantung, seperti yang menimpa seorang lelaki di gedung Patra Jasa, yang meninggal ketika hendak menyelamatkan diri.

Reaksi spontan dan panik memang normal dan manusiawi. Tapi hal itu bukan berarti lantas dibiarkan terus terjadi, karena justru berpotensi menimbulkan kerugian lebih besar. Harus ada upaya agar masyarakat semakin menyadari bahwa mereka hidup di negeri yang rawan bencana alam. Negeri ini dililit sabuk gunung-gunung berapi yang masih aktif, berdiri di atas fondasi dua lempeng raksasa yang bertumbukan dan setiap saat bisa meletikkan gempa serta tsunami. Masyarakat selayaknya mengubah sikap dan cara hidup demi mengurangi risiko bencana.

Tugas pemerintah adalah menjalankan program manajemen risiko bencana dan mengeluarkan kebijakan publik sebagai langkah pencegahan, kesiagaan, dan mitigasi. Sebelum gempa terjadi, misalnya, pemerintah harus terus menyebarluaskan informasi tentang situasi dan kondisi kerawanan itu lewat jaringan birokrasi pemerintahan, sekolah, organisasi masyarakat, juga media massa.

Masyarakat luas harus diberi tahu cara tepat menghadapi ancaman bencana. Sosialisasi program antisipasi bencana dan kesiapan warga menghadapi bencana perlu ditingkatkan melalui proses pendidikan intensif. Indonesia perlu menjadikan pemahaman ini sebagai bagian dari budaya kehidupan masyarakat, seperti di Jepang yang juga ”langganan” digoyang lindu.

Pemerintah juga perlu melakukan kampanye terus-menerus tentang cara hidup aman dari ancaman bencana. Tak hanya perlu diberi pengetahuan tentang cara membangun rumah tahan gempa, rakyat juga perlu memahami cara menyelamatkan diri jika bencana datang. Pengetahuan seperti itu dimasukkan saja sekalian ke kurikulum sekolah dasar dan menengah. Dengan demikian, anak-anak sejak dini memiliki pemahaman tentang bencana, ancaman, dan kiat menghadapinya.

Bencana bisa datang lagi kapan saja. Hanya dengan persiapan matang dan kewaspadaan terus-menerus, jatuhnya korban dan timbulnya kerugian materi lebih besar dapat dihindarkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus