Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Hubungan Seks Tanpa Musim

Hubungan seks binatang terikat pada musim, manusia nafsu seksnya tidak kenal musim. Hasil angket dari Wimpie Pangkahila di Denpasar, menunjukkan 27% pria dan 18% wanita pelajar SLTA pernah bersenggama.

12 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERSOALAN seks remaja tidak ada pada ayam, itik, kucing, anjing, kambing dan lembu. Kehidupan seks mereka ternyata tertib sekali bila dibandingkan dengan manusia. Jadwalnya lebih teratur dan tujuannya lebih sederhana. Berbagai binatang mengenal ritual seks, umpamanya ayam jantan yang romantis bergerak-gerak melebarkan sayap merayu betina. Kepala itik jantan naik turun memanifestasikan birahinya. Kucing hingar bingar. Namun otak mereka tidak mampu memikirkan seluk beluk moral, tidak mampu merisaukan etika seksual. Kalau binatang itu sudah dewasa bekerjalah hormon seks, terciumlah bau kelenjar yang membangkitkan birahi, dan mereka berhubungan seks. Hormon seks datangnya bermusim-musim, jadi hubungan seks terikat pada musim. Di luar musim, kehadiran betina yang ayu tidak mampu merangsang birahi sang jantan. Sentuhan jantan yang ngganteng tidak menggetarkan hati sang betina. Dan tujuan kehidupan seks mereka cuma satu: untuk reproduksi, untuk mendapatkan keturunan. Rupanya manusia dikodratkan jadi makhluk yang bebas dan nakal. Nafsu seks mereka, astagafirullah, bisa tergugah sembarang waktu. Tidak mengenal musim. Kehidupan seks yang pada dasarnya dimaksudkan untuk melanjutkan keturunan, lalu dimanipulasi manusia. elalui lembaga manusia, terkadang fungsinya menjadi status sosial, misalnya beristri tiga atau empat untuk gengsi. Atau fungsinya menjadi pemuas naluri dasar di luar perkawinan, pemuasan nafsu seks semata dan kehamilan dicegah. Seks malah menjadi industri penting dengan dalih mehingkatkan kesempatan kerja dan mensukseskan proyek turisme. Dalam perwujudannya yang lebih halus seks dirangkai menjadi barang seni atau cerita manis: Kisah Cassanova, Kisah Don Yuan, Koka Shastra, Kama Sutra, Seni Sanggama. Abad modern menelurkan pelbagai Bom Seks kaliber internasional, menghasi]kan pelacur kakap yang bukunya lebih laris dari karangan Rendra atau Ashadi. Perlu Diributkan? Nah, apakah seks masih perlu diributkan? Perlu. Sebab kenakalan seks tidak lagi terbatas pada orang dewasa, pada pelaut, pada orang berpangkat, pada wanita simpanan, pada pelacur segala kelas, tapi sudah menghinggapi para remaja, generasi penerus. Gejala ini diributkan di mana-mana. Di Amerika Serikat aktivitas seks remaja meresahkan. Penelitian pada pelajar sekolah lanjutan pertama dan atas di Michigan tahun 1970 mengungkapkan 16% dari pelajar wanita punya pengalaman seks. Pada survei berikutnya (1973) angka tersebut sudah meningkat menjadi 22%. Dua Survei Nasional Wanita Muda yang meneliti perilaku seks wanita berusia 15 - 19 dan tidak pernah kawin juga menunjukkan hubungan seks remaja yang semakin meluas. Hasil penelitian tahun 1971 menunjukkan sebanyak 27% dari wanita golongan umur tersebut pernah melakukan hubungan seks. Pada penelitian tahun 1976 sudah hampir dua pertiga dari golongan umur yang sama mempunyai pengalaman sanggama. Angka yang lainnya diungkapkan oleh studi pada empat masyarakat, dilaksanakan oleh Public Health Association. Sebanyak 67% dari remaja prda dan 45% dari remaja wanita telah mempunyai pengalaman seks. Buntutnya tidak enak: bermunculan ayah-ibu ingusan, kelahiran anak jadah, pengguguran, penyakit kelamin, ketegangan dalam keluarga. Mungkin karena penggunaan kontrasepsi dan praktek pengguguran, jumlah bayi yang dilahirkan remaja menurun di Amerika Serikat. Pada tahun 1957 dad 1000 wanita berusia 15 - 19 tahun tercatat 97,3 kelahiran dan menciut menjadi 58,7 kelahiran pada tahun 1974. Namun secara absolut jumlahnya masih sangat besar. (W.H. Baldwin, "Adolescent pregnancy and childbearing: growing concerns for Americans", Population Bulletin, Sept. 1976). Hongkong juga tidak mau tertidur dalam persoalan seks remaja. Pada tahun 1978 di Hongkong lahir sebanyak 80.785 bayi. Sebanyak 4.149 atau 5% dari jumlah itu dilahirkan oleh gadis remaja. Dan jelas, sebagian lagi berhasil menggugurkan. (B. Tsang, "Teenage pregnancy: the Hongkong experience Concern, July - Sept. 1980). Apa Boleh Buat Indonesia? Sebagai bangsa yang berakhlak tinggi, seyogyanya ini soal tabu bagi bangsa kita. Tapi apa boleh buat, tabir sudah tersingkap di Pulau Dewata. Ditemukan oleh angket dr. Wimpie Pangkahila bahwa 23,4% (155 dari 663 responden) dari pelajar SLTA kelas II di Denpasar punya pengalaman seks. Perinciannya, 27% pelajar pria dan 18% pelajar wanita pernah melakukan sanggama. Sesungguhnya remaja kita ini masih kalah dibandingkan remaja Amerika Serikat atau Hongkong, tetapi sebagai bangsa yang berakhlak tinggi kita terpaksa ribut atau merasa terkecoh. Bisakah angka-angka itu diandalkan? Berapa persen yang punya pengalaman hamil? Wallahualam. Yang jelas, menurut Sinar Harapan (27.8-1981), di daerah Cimahi, Kabupaten Bandung, tiga pasang murid SLA terpaksa dinikahkan. Kalau begitu, barangkali perlu pendidikan seks. Perlu dididik supaya mengerti indung telur wanita menghasilkan satu telur kecil (seujung jarum) sebulan, melalui saluran telur 24 jam, menuju rahim. Laki-laki memancarkan lebih 100 juta sperma sekali sanggama dan cuma satu sperma diperlukan untuk membuahi telur yang sedang di dalam saluran telur. Perlu diketahui prosesnya tidak kumulatif. Umpamanya, tidak diperlukan minimum 30 kali sanggama untuk satu kehamilan. Kalau sial, sekali hubungan seks bisa membikin hamil. Jangan coba-coba. Segala bencana bisa berpangkal pada satu hubungan seks yang gegabah. Huh, rasanya ayam, kucing dan kambing yang tidak sekolah lebih mengerti dad manusia remaja. Beban seks tanpa musim. Beban kebebasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus