Menarik sekali hasil pol ''Aspirasi Politik Anggota MPR/DPR 1992- 1997'' (TEMPO, 6 Maret, Laporan Utama), terutama pada bagian yang menyimpulkan bahwa semakin muda usia anggota majelis semakin ''konservatif'' pula pandangan politiknya. Terlepas dari biasa atau tidak dalam pengambilan sampel terhadap anggota MPR/DPR usia muda yang dipilih sebagai responden, sikap ''konservatif'' dari kalangan usia muda itu menarik disimak. Soalnya, konservatisme yang tampil di sini bukan suatu konservatisme yang didasarkan atas suatu konsepsi atau ideologi, tapi merupakan konservatisme yang timbul sebagai suatu produk dari suatu struktur kekuasaan yang mengondisikan mereka menjadi ''konservatif'' dalam pandangan politik. Masalahnya di sini, apakah sikap ''konservatif'' dari kalangan usia muda anggota MPR/DPR ini mencerminkan setidak secara minimal pandangan politik kalangan usia muda Indonesia? Jika ya, sungguh suatu l'enfant teribble. Sebab, di masa datang akan menimbulkan suatu krisis alternatif dalam segala hal pada bangsa Indonesia. Itu terjadi karena kalangan muda bangsa Indonesia, sebagai pewaris regenerasi, sejak awal sudah merasa lebih suka menjadi seorang ''konservatif''. Itu tentunya akan sulit dan tidak terbiasa untuk menjadi seseorang yang kritis, berpandangan ke depan, dan penuh dengan konsep-konsep alternatif. Tetapi kekesalan atau kesalahan tak bisa sepenuhnya dilemparkan pada kaum usia muda ini. Karena sikap konservatif dan orientasi estabilishment dari mereka itu harus diletakkan dalam suatu konstelasi suatu struktur kekuasaan yang ada dan berlangsung sepanjang usia pertumbuhan mereka. Maksudnya, suatu struktur kekuasaan yang mensosialisasikan mereka menjadi manusia bertipe automaton conformism (Fromm), manusia yang bersikap tak acuh terhadap jati dirinya sebagai manusia merdeka dan lebih suka untuk meleburkan kepribadiannya sesuai dengan suatu pola yang sudah dikondisikan dan ditentukan oleh struktur kekuasaan yang tidak memberi banyak alternatif orientasi hidup pada mereka. Jadi, tak aneh bila kalangan usia muda ini sulit diharapkan untuk bisa tampil dengan pemikiran alternatif dan berwawasan jauh ke depan. Sekali lagi, bila sikap ''konservatif'' dan orientasi estabilishment yang tampil dalam poll TEMPO itu secara minimal bisa dijadikan parameter sederhana dalam menggambarkan pandangan politik kalangan muda secara keseluruhan, maka saya sebagai salah seorang kalangan usia muda bangsa ini sudah sepantasnya menundukkan kepala dan bergumam dalam hati bahwa generasi usia muda bangsa ini adalah generasi yang bila bergerak akan menjadi generasi yang kalah dan bila diam akan menjadi generasi yang hilang. Julkifli Rustita Jalan Menteng Blk 72 No 13 Bogor 16111, Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini