Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Korupsi bahasa

Buku the languange of oppression karya haig a bos. majian, telah membuktikan bahwa tipuan bidang bahasa membawa manusia ke arah dehumanisasi dan kemunduran umat. bahasa bukan bunyi, tapi realitas.

3 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG yang pandai bohong juga pandai membuat iklan. Contoh tidak perlu dicari jauh. Setiap surat kabar dan setiap majalah mempertahankan hidupnya berdasar ongkos iklan, suatu bisnis yang di dunia kita menelan beberapa milyar dolar setahun. Mobil jelek diiklankan sebagai mobil yang paling baik, naik kapal terbang dilukiskan sebagai nikmat besar, padahal setiap orang tahu bahwa naik kapal terbang ialah siksaan yang besar. Untungnya, sang pembaca yang budiman, yang melihat dan mernikmati iklan, sering mengetahui dia ditipu. Lipstik diklankan di bibir gadis yang paling cantik dan sang ibu yang mukanya serupa adonan kue donat mengerti bahwa dia tidak serupa dengan Christine Hakim tapi toh membeli lipstik itu karena, siapa tahu, mungkin kosmetik itu ialah simsalabim yang mengubah Xantippe menjadi Helena. Lebih dahsyat ialah korupsi bahasa di bidang politik dan ideologi. Pax Christiana istilah bagus, damai di seluruh dunia, tapi suara merdu itu tidak lain daripada ideologi yang memungkinkan orang dibakar ketika masih hidup. Blut und Boden ialah bahasa yang membuat bersorak sorai berjuta muda-mudi dan memberi kesempatan untuk pembunuhan 22 juta orang. Haig A. Bosmajian pernah mengarang buku dengan judul The Language of Oppression. Sang profesor konon telah membuktikan bahwa tipuan di bidang bahasa membawa manusia ke arah dehumanisasi dan kemunduran umat manusia. Tipuan bahasa muncul dalam pelbagai bentuk. Sering penipuan itu terjadi kalau orang yang berkuasa memberi definisi yang palsu. Pembohong ilmiah ialah Joseph Goebbels, menteri penerangan di bawah Adolf Hitler. Hukum didefinisikan sang penipu sebagai hal yang berguna untuk rakyat: Recht ist was dem Volke Nuetszt. Dan membunuh tujuh juta tahanan politik disebut yang cocok dengan hukum. Negara Marcos ialah neara demokratis dan bukan negara militer. Kalau dikatakan bahwa hampir semua pejabat bekas militer dan sidang kabinet dikunjungi para jenderal, jawaban yang diberikan ialah bahwa justru hal itu disebut demokrasi. Kalau setiap hal yang ditulis dalam surat kabar diawasi dan kalau hal itu disebut pers yang bertanggung jawab, itu memang definisi palsu dan contoh dari korupsi bahasa yang sangat dahsyat. Contoh lain dari pembusukan omongan ialah yang disebut doublespeak. Sang pendeta omong tentang zinah dan yang mendengar tidak tahu apakah sang pendeta pro atau kontra gejala itu. Gajah dilukiskan dan kita tidak tahu apalah menurut doublespeaker gajah besar atau kecil, sehingga yang senang melihat gajah besar percaya dia mendengar lukisan gajah besar sedang yang lain melihat gajah yang sangat kecil. Mengapa Bosmajian berpendapat bahwa umat manusia bisa hancur berdasar korupsi bahasa? Itu mungkin karena dia mengerti bahwa bahasa bukan bunyi, melainkan realitas. Ayah yang menindas anaknya tidak menindas karena dia hanya disebut ayah tapi dia menjadi ayah karena anaknya memakai nama itu. Realitas manusia diciptakan dengan bahasa, dunia kita ialah dunia sosial yang dibuat kita bersama-sama. Konstruksi dan rekonstruksi bukan urusan politik dan ekonomi saja tapi terutama urusan bahasa. Pol Pot membunuh semua orang yang mempunyai kaca mata karena dia takut bahasa mereka. Waktu Eropa diduduki orang Jerman, kita hidup dalam dunia gelap dan bau busuk. Baru orang yang lari dan tinggal di Inggris atau AS menghirup udara segar dan melihat cahaya. Yang lama tinggal dalam kamar gelap akhirnya tidak tahu lagi kamar itu gelap, yang sering dibohongi merasa dia hidup dalam alam kebenaran. Hitler menduduki dan merebut pelbagai daerah, tapi hal itu disebut pembebasan. Dia melukiskan dirinya sebagai pahlawan kemerdekaan yang membebaskan bangsa dari penjajah, padahal dia algojo yang menindas. Syarat mutlak untuk korupsi bahasa ialah teror. Tanpa ketakutan cukup banyak anak mengatakan bahwa raja telanjang. Dalam buku Pin Ya Thai dilukiskan seorang ibu melihat bagaimana anaknya dibunuh Khmer Merah dan ibu harus mengucapkan terima kasih karena pembunuhan ialah hal yang baik. Anak yang menjadi pengkhianat dan melaporkan orangtua pada polisi dipuji sebagai pahlawan kebenaran. Malaikat menjadi setan dan setan malaikat. Akhir-akhir ini ada banyak omongan di tanah air tentang bahasa Indonesia. Mungkin korupsi bahasa juga terdapat dalam masyarakat kita. Kalau itu benar, baik kita inat kesimpulan Bosmajian bahwa korupsi bahasa ialah hari akhirat dan pembunuhan umat manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus