Menanyakan kedudukan senat ...

Akhir-akhir ini ramai dibicarakan rencana dihidupkannya senat mahasiswa tingkat perguruan tinggi (SMPT). Komentar-komentar sudah mulai bermunculan walaupun rencana itu sendiri belum akan terwujud dalam waktu dekat ini. Di satu segi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tidak menyinggung perguruan tinggi yang bernama politeknik. Politeknik mempunyai sistem perkuliahan yang agak berbeda dengan perguruan tinggi lain. Sistem paket benar-benar diterapkan di sana sehingga situasinya tak ubahnya seperti sebuah pabrik. Pagi hari mahasiswa berduyun-duyun menuju kampus, masuk kelas atau bengkel masing-masing, kemudian siang hari baru mereka keluar berduyun-duyun meninggalkan kampus. Belum lagi sanksi-sanksi lain seperti kompensasi dan evaluasi perkembangan belajar mahasiswa tiap semester yang sewaktu-waktu dapat mengakibatkan DO bagi si mahasiswa. Berangkat dari kenyataan-kenyataan seperti itu, saya ingin bertanya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Organisasi mahasiswa macam apakah yang akan diterapkan di politeknik sehubungan dengan kebijaksanaan yang sedang dirancang? Apakah politeknik dianggap sebagai suatu fakultas sehingga senat mahasiswanya akan bergabung dalam perguruan tinggi induknya? Atau apakah politeknik tidak bisa diterima sebagai fakultas karena ia merupakan pendidikan non-gelar dan ia harus punya senat mahasiswa yang berdiri sendiri? Kalau memang demikian, bagaimana dengan nama embel-embel di belakang yang disesuaikan dengan perguruan tinggi induknya itu? Itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah saya peroleh jawabannya dengan memuaskan. Dan masalah ini tidak mungkin diabaikan begitu saja, apalagi dalam proses menuju politeknik yang mandiri. CAHYO NUGROHO Politeknik ITB Jurusan Penggunaan Komputer Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaregu Bandung