MUNGKIN Anda pernah menghadapi kuis ini. Kalau belum, cobalah menarik empat garis lurus yang berhubunan satu sama laim dan melintasi kesembilan titik disebelah ini. Banyak yang tidak berhasil, karena terbentur oleh semacam garis pembatas. Padahal, garis itu tak ada. (Lihat pemecahannya di bawah). Hanya mereka yang berani menembus "garis pembatas" itulah yang berhasil memecahkan persoalan ini. Dalam kehidupan pun hal ini selalu terjadi. Orang sering melihat suatu garis semu dan tidak mempunyai keberanian untuk melintasinya. Ia menjadi terkungkung dan kehilangan kesempatan. Negeri Belanda, misalnya, pernah melarang stasiun radio swasta niaga memancar dari negeri itu. Lalu seorang yang kreatif menyewa kapal dan menbangunnya menjadi stasiun radio swasta niaga. Semua orang Belanda bisa mendengar siaran dari Kadio Veronica itu. Untuk beberapa saat Radio Veronica mendapat julukan stasiun bajak laut, padahal ia sangat populer, dan bahkan sukses menghimpunkan dana dari para pendengarnya untuk kegiatan sosial. Di Inggris pernah pula terjadi hal yang serupa, sehingga orang mendirikan pemancar di daratan Prancis dengan antena menghadap ke daratan Inggris agar warga Inggris bisa menangkap siaran itu. Di Indonesia pun ada yang meniru gaya stasiun bajak laut itu. DKI Jakarta untuk sementara tertutup bagi radio siaran swasta niaga yang memancar di gelombang 11M. Orang pintar yang satu ini lalu memancar dari wilayah perbatasan Jakarta - Bogor. Di Amerika Serikat sekarang sedang terjadi pula kecenderungan untuk menyeberangi tapal batas. Di sekitar Kota Ciudad Juarez di Meksiko, tampak berjajar bangunan-bangunan besar bertembok bata dan atap seng gelombang, yang memamerkan logo RCA, Gcneral Electric, Honeywell, atau GTE - semuanya perusahaan AS. Di dalam bangunan Honeywell, ratusan wanita mengerjakan perakitan komponen elektronik yang rumit. Sepuluh juta komponen elektronik ini setiap bulan diangkut menyeberangi tapal batas Meksiko-AS, untuk dikirim ke pabrik komputer Apple, pabrik mesin fotokopi Xerox, bahkan ke NASA untuk memenuhi kebutuhan pesawat angkasa ulang-alik. Dengan melakukan perakitan komponen di Meksiko, hanya beberapa mil di seberang tapal batas, Honeywell dapat menghemat 50% ongkos produksinya. Tidak heran kalau di sepanjang tapal batas yang 2.000 kilometer itu kini bermunculan industri perakitan yang sekaligus menolong ekonomi Meksiko yang kembang-kempis. Hitung-hitung, sudah ada 600 pabrik AS di tapal batas Meksiko itu, yang kebanyakan merakit komponen elektronik, komponen mobil, dan pakaian jadi. Dua puluh tahun yang lalu di sekitar Ciudad Juarez, beberapa kilometer di selatan El Paso (kota AS di tapal batas), hanyalah merupakan hamparan tanah kosong dengan sedikit ternak dan ladang kapas. Untuk merangsang industri di wilayah utara Meksiko itu, 1965, pemerintah melonggarkan peraturan bagi pensusaha asimg dan menurunkan pajak impor atas bahan baku. Hal ini membuat banyak perusahaan AS lalu membangun pabrik kembar: satu di AS, satu di Meksiko. Barang-barang yang dibuat di AS dikirim ke pabrik Meksiko untuk dirakit, lalu dikirim kembali ke pabrik AS untuk dikemas. Orang-orang Meksiko menyebut pabrik-pabrik perakitan ini sebagai maquiladoras, artinya tambang emas, karena berkah pabrik itu bagi kehidupan ekonomi mereka. Maquiladoras terbesar adalah milik RCA yang mempekerjakan 6.000 orang. "Ini adalah contoh klasik dari kerja sama," kata seorang bankir Meksiko. "Kami membutuhkan pekerjaan dan dolar, sedangkan pengusaha AS itu harus menurunkan ongkos produksinya agar bisa bersaing di pasar internasional." Bagi para pengusaha AS, Meksiko menjadi alternati yang lebih baik dibandingkan Asia. Buruh Meksiko hanya mendapat US$ 1,10 per jam herja. Pada pabrik serupa di Hong Kong, buruhnya mendapat US$ 1,50, sedang di Singapura $ 1,62. Di AS sendiri upah minimum adalah USS 3,35 per jam kerja. Seiain itu, para manajer AS dapat lebih sering mengontrol. Sebuah perusahaan komputer di San Diego AS hanya berjarak 26 kilometer dari pabrik perakitannya di Tijuana Meksiko. "Kalau sedang kekurangan bahan baku pun dengan segera kami dapat menyeberangkannya dengan truk dari AS. Tak perlu repot dan lama menunggu pengapalan," kata seorang pengusaha di Dallas. Di AS sendiri makin banyak buruh menganggur karena tidak mendapatkan pekerjaan. Tetapi cara yang ditempuh banyak pengusaha AS ini, dengan mengoper pekerjaan perakitannya ke luar tapal batas negaranya, memang merupakan satu-satunya cara untuk bisa bertahan di pasar dunia. Bondan Winarno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini