Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Normalisasi leher

Di jawa tengah, 21 kabupaten kena serangan gondok, kabupaten magelang paling parah, penduduknya 80% terserang gondok. garam beryodium perlu dipopulerkan, tapi informasi tentang itu tidak ada.

16 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAJAH yang anggun amat kerap didukung leher yang molek. Ingat saja Nefertiti yang ayu, ratu Mesir abad ke-14. Profilnya yang tersohor itu ditampilkan oleh leher yang amat jenjang, raut muka dan tutup kepala yang cantik dan harmonis. Untuk contoh leher kontemporer bisa terpilih Edwige Fenech dan juga Christine Hakim. Silakan perhatikan foto lehernya dalam iklan, berpita hitam kelam berhias bunga. Namun untuk sebagian manusia yang kurang beruntung, leher tidak membawa berkah. Malah sebaliknya, bencana bisa nongol di situ. Leher bisa membengkak dan membengkak (disebut gondok) membikin profil jadi tidak keru-keruan. Hidung yang mancung, kulit yang langsat, pita dan bunga serta merta merosot nilainya. Menurut para ahli, persoalan gondok tidak berhenti sampai di situ, pada gangguan profil dan kontur. Dan akar persoalannya bersendi pada kekurangan yodium dalam makanan dan segala akibat yang disebarkannya. Yodium diterima kelenjar gondok, pada leher muka bagian bawah. Di situ yodium diubah menjadi hormon yang diberi nama thyroxin. Thyroxin mengatur aktivitas bermacam alat tubuh, sampai-sampai mengontrol pertumbuhan dan pengaturan zat makanan dalam tubuh (metabolisme). Keadaan kulit juga dikontrol kelenjar gondok. Kalau hormonnya kurang, kelopak mata mengembung dan wajah menjadi suram dan lesu. Rambut kasar dan kering, lidah bengkak suara parau. Ibu hamil yang kekurangan yodium bisa melahirkan anak cebol bermuka kasar, berbibir tebal, berhidung pesek, berlidah menonjol, berotak tumpul. Anaknya kena cretinismus. Karena itu tiap usaha pemberantasan gondok sungguh perbuatan terpuji. Kadang-kadang pelaksanaannya berupa serah terima berkwintal-kwintal garam beryodium kepada masyarakat desa oleh organisasi wanita, seperti terjadi di Kecamatan Kemalang tahun lalu. Atau dilancarkan secara besar-besaran yang kini (Januari - Maret 1980) dilaksanakan di Jawa Timur. Melalui kerjasama antara Pemerintah Daerah dan dua universitas terkemuka di Jawa Timur, dikirim puluhan mahasiswa kedokteran ke desa-desa, melancarkan program kilat gondok endemik di tujuh kabupaten. Itu tergolong daerah gondok endemik berprevalensi tinggi. Di sana di atas 10% penduduk sudah terkena gondok. Disediakan 8.000 alat suntik, 40.000 jarum suntik dan 240 ton garam beryodium. Sasarannya 66.000 penderita gondok endemik -- ibu-ibu hamil dan penduduk usia muda di bawah 20 tahun -- disuntik lipiodol. Kecuali itu mereka diberi garam yodium gratis. Di Jawa Timur sekitar 3,2 juta penderita gondok endemik tersebar di 21 kabupaten/kotamadya, 130 kecamatan dan 884 desa. *** Ceramah ilmiah itu tentang gondok stensilan diedarkan, disiapkan oleh seorang sarjana yang baru pulang dari lapangan, di Jawa Tengah. Dia mulai dengan pengakuan bahwa sebelum ke lapangan belum disadarinya masalah gondok separah itu. "Amat mengharukan melihat anak kerdil, korban cretinismus. Tubuh dan intelegensinya sudah rusak." Diterangkannya situasi Jawa Tengah: 21 kabupaten kena serangan gondok di daerah Wonogiri terdapat desa-desa yang 30 persen penduduknya terkena di tempat-tempat yang amat parah di Kabupaten Magelang terdapat desa-desa yang penduduknya 80% menderita gondok. Lalu dia pun menguraikan pelbagai hal: air yang kurang atau tidak mengandung yodium di pegunungan goitrogen yakni bahan makanan yang berakibat negatif terhadap yodium, seperti kobis dan selada air pola penyebaran makanan, air dan garam dalam rumah tangga jenis dan jumlah garam yang dipakai cara memproses yang mengubah zat dan rasa makanan test yang dibuat di lapangan Jenis sayuran yang ditanam dan yang dijual di pasar wawancara dengan dukun pengumpulan contoh rambut sistem pengobatan mereka yang terkena gondok. Hangatnya tanya jawab di luar perkiraan. Pada mulanya sekitar metodologi, dan kemudian merambat ke soal-soal praktis. -- Selaku ibu rumah tangga, saya jadi khawatir atas serangan gondok terhadap anak saya. Anak tetangga saya yang ekonominya cukup baik punya gondok. Mohon penjelasan. -- Di desa yang kami teliti nampaknya tidak ada hubungan antara status ekonomi dan penyakit gondok. Yang ekonominya cukup baik juga kena gondok. Soalnya sama-sama mereka tidak memakai garam beryodium atau makanan yang mengandung yodium. Sama-sama buta dalam soal itu. -- Ya, itu di pelosok, tapi contoh saya ini di kota. -- Sama saja. Kebanyakan orang kota juga buta dalam soal ini. Nasib-nasiban jadinya, punya gondok atau tidak punya gondok. Daerah tertentu yang makan ikan asin, bebas dari gondok, walau pun tidak dimaksudkan untuk itu. Saya memuji para mahasiswa yang pergi ke desa untuk memberantas gondok. Tetapi menurut pengamatan saya, keluarga dosen di kampus juga cukup banyak kena gondok. Kalau mau, pemberantasan gondok yang sistematis dapat dimulai dari kampus. -- Itu namanya normalisasi leher kampus. Ini kelakar. Tapi di mana kami bisa membeli garam beryodium? -- Terus terang, saya tidak begitu tahu walau pun saya meneliti masalah gondok. Sudah saya cek, di warung atau toko belum tentu ada kalau ditanya penjual garam mereka tidak tahu. Tempo hari saya hubungi kantor kesehatan di tingkat provinsi tentang itu. Mereka juga tidak tahu di mana bisa dibeli. Akhirnya saya cek di kecamatan mana sedang dilakukan pemberantasan gondok endemik. Di sana garam yodium memang dijual di warung-warung, berkat usaha Pemerintah. Saya beli garam saya di sana, tidak di kota. -- Kalau begitu acak-acakan namanya. Kalau belum parah, belum di atas 10% terkena, garam yodium belum dipopulerkan. Informasi praktis tentang itu pun tidak ada. -- Kira-kira begitu. Masyarakat kita cukup banyak mendapat informasi tentang kosmetika, aji-no-moto, miwon dan super-mi, yang bisa diperoleh di mana-mana. Tentang garam beryodium, kita dalam gelap. Leher-leher kita dalam situasi rawan. Program pemberantasan ini tambal sulam. Dan jumlah garam beryodium yang tersedia masih jauh dari mencukupi. Setelah bubar, secara spontan beberapa peserta mengatur pembelian garam beryodium dari Kecamatan Proyek di mana gondok sedang diberantas. Walau pun tidak secantik Christine Hakim, mereka ingin leher anaknya polos dan kurus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus