Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Berita Tempo Plus

Pesan buat partai bintang

Dalam membahas masa depan PPP, beberapa hal perlu diperhatikan. lingkungan tempat partai hidup & berkiprah belum akan banyak berubah. konsultasi partai dengan "pembina politik" membuat partai dibatasi.

2 September 1989 | 00.00 WIB

Pesan buat partai bintang
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
MENULIS suatu masalah dalam masa yang belum dimasuki mengandung spekulasi. Apalagi kalau keterbukaan baru bersifat keinginan, dan pejabat terkait memilah data untuk konsumen luar dan buat konsumen dalam. Kadang-kadang data yang diberikan oleh pejabat atasan dan pejabat bawahan pun berbeda. Bila ditambah pula dengan sikap orientasi ke atas sedangkan atasan itu, misalnya, lebih banyak senyum daripada mengeluarkan kata-kata yang jelas -- maka lengkaplah faktor-faktor yang menyebabkan para analis lebih banyak membuat pengandaian. Dalam membahas masa depan Partai Persatuan Pembangunan, beberapa hal perlu diperhatikan. Pertama, lingkungan tempat partai hidup dan berkiprah belum akan banyak berubah. Pembicaraan tentang keterbukaan, umpamanya, lebih banyak dilakukan dalam rangka struktur yang ada, dan tidak mengikatkan diri pada struktur tersebut. Malah struktur itu sendiri dapat dipertanyakan. Pemerintah dengan alasan yang dapat dipahami, tetapi belum tentu disetujui seluruh masyarakat, merasa dirinya pembangun, pengarah, dan pembina politik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku resmi (Pancasila, UUD 1945,, GBHN, berbagai undang-undang dan peraturan mengenai kehidupan politik). Belum lagi bila hal itu dikaitkan dengan tafsiran yang bisa berbeda antara satu dan yang lain. Kedua, dan ini bukan berdasar ketentuan resmi, konsultasi partai dengan "pembina politik" (istilah yang tidak dikenal pada masa revolusi dan tahun 1950-an) membuat partai terdorong untuk lebih menyesuaikan diri dengan keinginan pemerintah atau pejabat - baik menyangkut sifat, arah kebijaksanaan, maupun sosok partai yang ditokohkan. Tidak heran bila ada pesan-pesan yang perlu dipertimbangkan partai sebelum bermuktamar. Pesan itu antara lain agar partai bersifat terbuka dalam keanggotaan. Bila partai jadi terbuka, mau tak mau anggaran dasar dan anggaran rumah tangga harus diubah. Hal-hal berbau Islam -- ada pula yang menyebutkannya berbau "asing" -- harus diganti dengan yang lebih "nasional". Kabarnya, termasuk kata-kata tertentu. Mengenai sosok yang ditokohkan, terutama untuk jabatan tertinggi partai, seperti telah jadi tradisi adanya jalinan antara sosok itu dan penyangga (sponsor) dalam pemerintahan. Kericuhan yang terjadi dalam partai (dan ini berlaku juga dalam Partai Demokrasi Indonesia) akhirnya diselesaikan dengan anggukan restu. Akibatnya, tiap sosok dapat ditelusuri penyangganya - itu pun kalau bisik-bisik di Jakarta dapat diandalkan kebenarannya. Maka, besar sekali kemungkinannya sosok baru muncul setelah muktamar, seperti banyak dikumandangkan akhir-akhir ini. Apakah dengan demikian angin segar akan bertiup dari kubu PPP? Tidak otomatis. Lepas dari soal sosok yang akan memimpin, pekerjaan rumah bagi pimpinan baru tambah banyak. Apakah bisa PPP utuh kembali? Walau PPP sebenarnya selama ini tak pernah utuh. Apakah masa lalu yang centang-perenang bisa dilupakan, dan perhatian dimulai baru untuk melangkah maju? Kita berhadapan dengan manusia yang tidak begitu saja bisa menghilangkan kenangan lalu. Kecuali kalau memang ada pegangan lebih kuat berdasarkan motivasi yang mandiri, dan dengan mengingat sifat partai semula ridha Allah. Hal terakhir ini perlu juga dipertanyakan. Sifat keterbukaan dalam keanggotaan, dan penyingkiran sifat semula partai sehingga tak jelas orientasi yang membedakannya dengan golongan sosial politik lain, akan melemahkan motivasi banyak pihak, baik di dalam maupun di luar partai. Dikatakan di luar, karena partai juga memerlukan simpatisan. Bukankah orientasi bisa dilihat dari program? Benar. Hanya saja, program yang bisa menumbuhkan motivasi yang kuat memerlukan nilai dasar sebagai ukuran dan pedoman. Bila ukuran dan pedoman ini tak jelas, sukar kita menduga apakah ridha Allah akan turun. Ridha Allah itu dapat diharapkan bila hubungan dengan-Nya tidak diputuskan. Di sisi lain, pemerintah tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap apa saja yang memungkinkan berkembangnya riak ketidaktertiban pada permukaan politik, agar pembangunan ekonomi berjalan tanpa gangguan sehingga toleransi dibatasi pada sekadar penyesuaian di sana sini. Apalagi akhir-akhir ini santer terdengar suara-suara mempertanyakan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Melihat perkembangan dalam PPP, serta kaitan lingkungan dengan partai tersebut, sukar diharapkan dalam waktu dekat PPP berkiprah dalam bidang politik sebagaimana seharusnya suatu partai mandiri, berwibawa, dan memberikan sumbangan berarti bagi kita semua. Mudah-mudahan perkiraan ini meleset. Siapa tahu, perubahan mendasar terjadi di dalam dan di luar lingkungan partai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus