Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Rudal-rudal De-Obamaisasi

Presiden Donald Trump mencoba mengembalikan negerinya sebagai ”polisi dunia”. Menetapkan Suriah, bukan ISIS, sebagai musuh besar.

17 April 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUSAH menghilangkan kesan bahwa Amerika Serikat sedang mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan presiden terdahulu, George W. Bush, tatkala menyerang Irak dengan dalih negeri itu memiliki senjata pemusnah massal. Sebelum menyerang Suriah dengan rudal Tomahawk pekan lalu, seharusnya Amerika Serikat mendengarkan sikap Indonesia.

Di mata Indonesia, penggunaan gas beracun, apalagi terhadap orang-orang sipil, jelas tidak bisa dibenarkan. Pelakunya harus dihukum. Namun, untuk membuktikannya, diperlukan tangan Perserikatan Bangsa-Bangsa buat memastikan apakah Suriah telah memakai senjata durjana itu. Dengan kehati-hatian ini, terhindarlah Presiden Donald Trump dari kesalahan memalukan yang pernah dilakukan Presiden Bush 16 tahun silam. Hingga pemimpin Irak Saddam Hussein terjungkal, diadili, kemudian dihukum gantung, sementara Negeri Seribu Satu Malam itu terus diroyan oleh konflik sektarian, senjata yang dimaksud tidak pernah dijumpai.

Amerika tentu tidak mendengar karena telah menggempur Suriah sebelum Indonesia mengemukakan sikapnya. Melihat tanda-tanda pasukan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia untuk membunuhi rakyat-termasuk anak-anak-sebuah kapal perang Amerika bergerak ke Laut Tengah, kemudian meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk ke landasan Shayrat, Suriah. Pangkalan militer itu diduga basis logistik serangan dengan senjata kimia ke Kota Khan Shaykhun, yang menewaskan 89 penduduk sipil.

Kini, dengan "menghukum" Suriah agar tak menggunakan lagi senjata kimia, kemudian-ini perkembangan di belahan dunia lain yang berlangsung dalam periode yang sama-mengirim armada lautnya ke perairan Semenanjung Korea untuk mengancam Korea Utara agar menghentikan uji coba senjata nuklirnya, Amerika tengah memposisikan diri sebagai "polisi dunia". Inilah de-Obamaisasi besar-besaran dalam kebijakan luar negeri: saat ini Amerika adalah negeri yang dengan senang hati memperlihatkan kedigdayaan militernya di seluruh dunia.

Ada de-Obamaisasi, ada juga kepentingan pribadi Presiden Donald Trump lain yang terakomodasi perubahan akut ini. Ketegangannya dengan Moskow gara-gara serangan di atas diharapkan dapat menghapus kecurigaan orang akan kedekatan Trump dengan Rusia selama ini. Bukankah sebagian warga Amerika masih percaya adanya "tangan Rusia" di balik kemenangan Trump dalam pemilihan presiden yang baru lalu?

Hubungan Amerika-Rusia dalam waktu singkat mendingin. Dalam sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, pekan lalu, Rusia sekali lagi memveto resolusi Dewan yang hendak mengenakan sanksi terhadap Suriah. Melihat begitu banyak "faktor Suriah" yang dapat memperkeruh hubungan kedua negara itu, bukanlah tidak mungkin Amerika dan Rusia akan kembali terperosok dalam "perang dingin".

Satu hal yang paling disayangkan dari perubahan ini: Amerika telah memilih rezim Bashar al-Assad-ketimbang ISIS, yang telah menimbulkan banyak kemudaratan di muka bumi-sebagai lawan yang harus secepatnya ditumpas. Dengan demikian, untuk sementara waktu ISIS berhenti jadi "musuh bersama" yang menyatukan Amerika, Rusia, dan banyak negara dalam sebuah aliansi besar-yang muak dengan perang sektarian, represi terhadap minoritas, dan pelanggaran hak asasi besar-besaran oleh anak buah "khalifah" ISIS Abu Bakar al-Baghdadi itu. Jelas ini keputusan keliru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus