Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Strategi Ke Selandia Baru

Indonesia akan menurunkan regu nasional dan regu wanita dalam kejuaraan bridge timur jauh di selandia baru. para atlet cukup. tinggal bagaimana memperkecil kesalahan dan menjaga kekompakan.

16 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MANDATARIS Gabsi, Prof Sunawar Sukowati SH, telah menetapkan Regu Nasional dan Regu Wanita untuk Kejuaraan Timur Jauh di Selandia Baru, akhir Nopember depan Sebagai Non-Playing Captain (NPC) Regu Nasional: Jack Rimbuan. Para pemain: Danny Sakul/Wijaya, Ferdy Waluyan/Alex Franzs dan Arwin/Ibnu Abbas. Sedangkan NPC Regu Wanita dipegang oleh Ny. Gontha. Pemain: Ny. Tobing/Ny. Laya, Ny. Syarif/Ny. Wibowo dan Ny. Irata/Ny. Tarmudji. Semuanya dari DKI Jaya. Dasar penetapan adalah Seleksi Nasional, diselenggarakan dari 26 Agustus s/d 4 Septenber di Jakarta. Dalam seleknas ditentukan, bahwa pasangan juara pertama dan kedua, otomatis sebagai anggota Regu Nasional. Pasangan ketiga akan dipilih oleh PB Gabsi. Penunjukan jatuh pada juara ketiga seleknas. Sehingga penetapan ini tidak menimbulkan kontroverslil. Dari pasangan Regu Nasional yang ditetapkan itu, Waluyan/Franzs merupakan pasangan baru, biarpun keduanya sama-sama pernah sebagai anggota regu nasional. Buat Franzs, keanggotaannya dalam Regu Nasional untuk Kejuaraan Timur Jauh merupakan yang keduakalinya, setelah 12 tahun terus menerus upaya ke sana dilakukannya. Fransz anggota Regu Nasional tahun 1964, ketika untuk keduakalinya Piala Rebullida diboyong ke Indonesia. Di dalam Regu Wanita terdapat sepasang pemain yang baru kali ini memperoleh peluang untuk turut dalam arena Kejuaraan Timur Jauh. Yaitu pasangan Ny. Brata/Ny. Tarmudji. Karena itu ada gambaran, bahwa regu wanita kali ini lemah. Saya fikir, gambaran ini keliru. Regu Nasional Wanita yang dianggap kuat di tahun 1973, 1974 bahkan 1975 ke Bangkok ternyata bisa berkeping-keping di tangan lawan. Akibat tiadanya ketahanan mental. Karena itulah dengan adanya pasangan baru, yang justru masih murni dalam pengalaman internasional, gejala penyakit mental selama ini diharap dapat dipulihkan. Kini tibalah saatnya kita mengukur kekuatan Regu ini serta menelaah di mana kekurangannya selama ini. Agar dapat dijadikan pegangan dalam satu keyakinan bahwa Piala Rebullida harus diboyong kembali ke Indonesia. Setelah lepas tahun lalu di Bangkok. Secara objektif ketiga pasangan Regu Nasional itu merupakan tiga pasangan yang terkuat di Indonesia sekarang. Karena mereka merupakan lulusan Seleknas. Demikian juga Regu Wanita. Karena itu kekuatan mereka tidak perlu diragukan. Dibandingkan dengan kebolehan regu Hongkong sebagai juara Timur Jauh 1975, regu Australia, Taiwan, Jepang dan Selandia Baru sebagai tuan rumah, kwalitas Regu Nasional tampak berada sedikit di atas mereka. Terutama dalam soal declarer play. Kecuali Ny. Brata/Ny. Tarmud- ji di Regu Wanita. Di sini, pasangan wanita baru ini akan berperan sebagai katalisator yang akan mempercepat proses untuk menjuarai turnamen Timur Jauh, 1976. Lalu, setelah itu apa lagi soalnya? Atlit sudah kuat dan punya kebolehan bennain. Kini soalnya tinggal dua. Pertama bagaimana memperkecil kesalahan. Kedua, bagaimana menjaga kekompakan. Di sinilah peranan NPC dan Team Manager menjadi kunci. Kwa-teknik Rimbuan cukup meyakitkan. Apalagi untuk memimpin ke enam orang pemain yang notabene merupakan "konco seiring" Yang merupakan beban adalah kwa-strategi non-tehnis. Misalnya masalah lingkungan, psikologi, sosiologi yang bisa menciptakan kondisi yang tak diingini. Kegagalan Bangkok terletak di situ. Antar pemain timbul semacacam beban psikologis. Lain dengan Ny. Gontha, yang karena usia tuanya, tampak kurang cermat dalam menilai masalah teknik. Tetapi sebagai orang yang sudah berumur dan punya pengalaman banyak, untuk segi pembinaan mental ia dapat diandalkan. Hanya antara NPC dengan para pemain masih ada beban psikologis yang sudah harus dijernihkan sebelum regu ini berangkat ke Selandia Baru. Itu pulalah sebabnya, kembali soalnya pada Team Manager. Dengan fikiran-fikiran. di atas, masalah yang bisa memungkinkan kita menang di Selandia Baru nanti, kita teruskan kepada mandataris. Sementara itu antara Regu Nasional dan Regu Wanita ini sudah harus terus menerus diperlagakan, agar rutin permainan dan kekompakan sudah dapat diselaraskan sebagai bekal yang berguna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus