Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marginalia

Tidak sesuai dengan pancasila

Karya robert j. ringer yang berjudul "winning through intimidation", mendapat perhatian luas dan termasuk dartar buku terlaris. buku yang mempertegas kapitalisme, tidak sesuai dengan pancasila.

4 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERNAH lihat buku Winning Through Intimidation?" "Huss, jangan menyindir", sahut seorang teman calon anggota DPR. "Mana ada buku begitu?". Tapi buku itu memang ada, sejak tahun 1973. Ditulis oleh seorang "broker" usaha tanah & bangunan, buku yang berjudul menyolok ini -- "Menang Melalui antimidasi", cukup mengagetkan, bukan? --selama 8 bulan pernah termasuk dalam dattar buku terlaris menurut The New York Times. Penulisnya, Robert J. Ringer, bahkan pernah diwawancara oleh majalah Time. Konon kolumnis lucu Art Buchald pernah pula mengejeknya dalam satu tulisan, suatu pertanda bahwa Winning Trhrough Intimidation memang dapat perhatian luas. Buku ini memang berdasarkan pengalaman Ringer dalam jual-beli real estate. Tapi ia nampak mau berbicara untuk pelbagai segi kehidupan. "Winning Through Intimidation adalah sebuah buku tentang filsafat kenyataan", tulis Ringer dalam kata pengantarnya, seolah-olah ia seorang Martin Heidegger atau Ronggowarsito. Prinsip-prinsip buku ini tak hanya berlaku untuk dunia bisnis, tapi "untuk kehidupan pada umumnya". Filsafat Ringer adalah filsafat pertandingan yang tangguh. Untuk mencapai sukses, buku-buku yang mengajarkan "aturan-aturan negeri manisan" tentang kebajikan kerja rajin dan bersikap baik, semua itu harus dicampakkan. Kenyataan adalah apa yang nyata, bukan apa yang kita inginkan. Dan bagi Ringer, yang nyata itu bukan seperti kembang setaman yang cerah dan lembut, tapi hutan rimba yang oleh orang sopan disebut "brutal". Tulis Ringer: "Seperti banyak orang lain, saya ingin bahwa permainan bisnis berlangsung di sebuah halaman taman kanak-kanak". Namun kenyataannya, kata ia pula, permainan itu "dimainkan dalam sebuah hutan yang kejam". Dalam banyak hal dengan mudah Ringer akan dinilai sebagai seorang Machiavelli kecil abad ke-20. Ketika Machiavelli hidup dalam abad ke-15, ia menyaksikan Italia yang kacau. Dalam salah satu pengalamannya ia pernah dikirim sebagai utusan kepada Cesare Borgia. Ia jadi salah satu saksi bagaimana pangeran yang bengis, licik dan bertekad keras ini membalas secara berdarah pemberontakan para nakhodanya di Senigallia. Machiavelli kemudian menuliskan ini dalam risalahnya, Del modo tenuto dal Duca Valentino nell'ammazzare Vitellozo ("Tentang cara yang dipakai oleh Pangeran Valentino untuk membunuh Vitellozzo"). Machiavelli, seorang politikus patriot, merasa menemukan dalam diri Cesare Borgia yang keras itu tokoh idealnya tentang "raja baru" -- yang mungkin bisa jadi obat terakhir bagi penyakit menahun Italia. Tapi ia, seperti halnya Ringer, sedikit berlebih-lebihan "menggebrak" dalam merumuskan kalimatnya. Pujangga Italia yang kurus dan berparas agak mengerikan ini karenanya sering dianggap tidak bermoral, meskipun ia sebenarnya juga seorang penulis komedi yang bisa mengejek diri sendiri. Winning Through Intimidation juga penuh nada main-main. Anjuran sebuah buku untuk intimidasi betapapun bisa lebih dapat dielakkan daripada derasnya perbuatan intimidasi sendiri. "Tapi buku itu buku yang mempertegas pandangan kapitalisme, dan tak sesuai dengan Pancasila", kata seorang bupati. "Dalam sistim demokrasi Pancasila, prinsip 'menang-melalui-intimidasi' harus diganyang !" "Sudah pernah baca buku itu, pak?", tanya anaknya. "Belum", jawab pak bupati. Dia seorang bapak yang baik, yang lagi kesal membaca teror "RMS".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus