Ukuran Kamus

Uu Suhardi*

Kita layak heran, ketika sudah begitu banyak kamus dan tesaurus diterbitkan—bahkan ada yang telah tersedia dalam bentuk online—masih saja ada perdebatan tentang mana penulisan yang tepat, misalnya, antara ”ambulan” dan ”ambulans”, ”rame” dan ”ramai”, atau ”kerjasama” dan ”kerja sama”. Kita juga patut heran, masih banyak penulis yang mengeja ”zaman” dengan ”jaman”, ”nasihat” dengan ”nasehat”, atau ”risiko” dengan ”resiko”. Wajar pula kalau kita ”takjub” mendapati bentukan ”merubah” masih saja menyaingi ”mengubah”.

Kalau kita mau membuka dan percaya kepada kamus dan tesaurus, niscaya tidak akan ada perdebatan atau salah eja semacam itu. Tentu saja, tidak selalu sebuah kamus itu benar. Maka lebih afdal kalau kita menggunakan lebih dari satu kamus ketika mencari kata sebagai rujukan bagi ejaan dan makna yang tepat. Dan jika kita menemukan kesalahan dalam kamus, sebaiknya kita catat cacat itu dan kita kirimkan kepada penyusun atau penerbitnya agar mereka dapat membuat revisinya.

Ada contoh lain yang pantas membuat kita heran. Sebuah media massa menulis, ”Kapasitas energi listrik yang dibeli dari negara jiran sebesar 150 kilovolt ampere (kva).” Media lain menulis, ”Pada tahap pertama, diharapkan sudah bisa disalurkan tenaga listrik 30.000 Kilovolt Ampere (KVA).” Manakah yang benar: ”kilovolt ampere” atau ”Kilovolt Ampere”? Mana pula yang salah: ”kva” atau ”KVA”?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, volt merupakan ”1 satuan potensial listrik yg diperlukan untuk mengalirkan satu ampere arus listrik melalui rintangan satu ohm; 2 satuan potensial motor listrik (diberikan menurut nama penemunya Alessandro Volta, orang Italia, hidup tahun 1745-1827)”. Sedangkan ampere adalah ”1 satuan ukuran arus listrik; 2 cak alat untuk mengukur (kekuatan) arus listrik”. Secara sederhana, volt ampere bisa dikatakan sebagai ”satuan daya listrik”.

Tentu, untuk memahami sepenuhnya satuan-satuan itu, kita harus merujuk pula pada buku ilmu pengetahuan atau ensiklopedia. Tapi bukan makna atau definisi satuan-satuan tersebut yang dipersoalkan di sini, melainkan cara menuliskannya: mana yang tepat di antara kedua pilihan di atas.

Jika kamus belum dapat menjawab secara tegas pertanyaan itu, tengoklah Systeme Internationale d’Unites atau Sistem Satuan Internasional. Satuan internasional adalah satuan atau unit yang diakui penggunaannya secara internasional dan memiliki standar yang baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan.

Dalam Sistem Satuan Internasional, lambang satuan yang berdasarkan nama orang dinyatakan dengan huruf kapital. Sedangkan bentuk lengkapnya ditulis seluruhnya dengan huruf kecil untuk membedakannya dengan nama orang.

Berdasarkan sistem itu, lambang satuan ”volt” dan ”ampere” ditulis dengan huruf kapital: ”V” dan ”A”, sehingga lambang ”kilovolt ampere” ditulis dengan ”kVA”. Kedua satuan itu berasal dari nama orang, yakni Andre-Marie Ampere dan Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Volta.

Hal yang sama berlaku antara lain untuk ”watt” (W), ”coulomb” (C), dan ”newton” (N), masing-masing dari nama James Watt, Charles-Augustin de Coulomb, dan Isaac Newton. Misalnya, ”kilowatt-hour” atau ”kilowatt-jam” dilambangkan dengan ”kWh”.

Kalau begitu, dapatkah kita katakan penulisan ”celsius” dan ”richter” pada kalimat ”Suhu udara di Kalimantan Barat mencapai 35 derajat celsius” dan ”Gempa susulan berkekuatan 8,9 pada skala richter langsung membuat warga Medan panik” sudah mengikuti Sistem Satuan Internasional?

Ternyata tidak. Sebab, Richter (dari Charles Francis Richter) dan Celsius (dari Anders Celsius) bukanlah satuan, melainkan skala ukuran. Maka penulisannya diawali dengan huruf kapital: ”35 derajat Celsius” dan ”8,9 (pada) skala Richter”.

Redaktur Bahasa Tempo