Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Perumahan untuk menteri luas bangunannya 500 m2 terletak diatas tanah seluas 1000 m2. Perabotan rumah tangga, mobil sudah tersedia. Lokasinya di Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta. (nas)

8 April 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERABOTAN rumahtangga sudah tersedia. Gelas, piring sampai bak mandi dan ruang ber-AC. Listrik dan air, bebas. Di tingkat atas dan bawah, masing-masing terdapat hall luas dan dua kamar tidur besar. "Cukup datang dengan hanya satu kopor pakaian," ucap Krisnamurti Samil, Kepala Bagian Umum dan Personalia Sekretariat Kabinet, yang mengurus perumahan Menteri dan pejabat tinggi. Perumahan yang luas bangunannya masing-masing 500 m2, terletak di atas tanah seluas 1000 m2 itu, selesai dibangun pada 1972. Dan kompleks yang 5 Ha terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto itu kini berisi 26 rumah. Perumahan itu sengaja dibikin, terutama buat menteri yang sebelumnya tinggal di daerah, seperti Mukti Ali Thoyib Hadiwidjaja dan Mochtar Kusumaatmadja. Tapi bagi menteri yang tinggal di Jakarta, dibolehkan memanfaatkan rumah itu. Memang ada beberapa yang terdaftar menghuni suatu rumah, tapi datang hanya untuk pesta dan menerima tamu. Atau sementara tinggal di situ, sembari memperbaharui rumah yang lama. Beberapa rumah masih kosong sampai sekarang. Sebenarnya, menurut Krisnamurti Samil, fasilitas untuk menteri itu tidak luar biasa. "Pokoknya, rumah dan mobil," katanya. Melihat model bangunan rumah misalnya, dengan lantai marmer hitam, harganya menurut Samil ditaksir sekitar Rp 50 juta. Itu sudah termasuk perabotan. Sementara biaya perawatan misalnya untuk saniter dan kebocoran tidak banyak. "Supaya diketahui saja, keuangan negara untuk pemeliharaan ini minim sekali," tutur Samil yang kantornya Juga mengurus rumah instansi lain untuk pegawai tinggi, meliputi 486 buah. Kompleks perumahan menteri itu terletak di bekas kampung Pecandran,Senayan. "Tadinya tanah itu dibebaskan untuk lokasi kebun binatang," ujar M. Zawawi, Ketua Rt 12, Rk 03,Kelurahan Senayan, Jakarta. Karena itu di antara pemilik tanah yang setuju pembebasan tanah dengan harga Rp 1500 per meternya, tahun 1969, ada yang menolak digusur. Tapi Haji Madani, salah seorang yang tadinya menolak itu, akhirnya kena tarik juga. Begitu cerita Zawawi yang rumahnya berseberangan dengan perumahan menteri itu. Menurut Zawawi, di kompleks perumahan menteri itu tidak terdapat organisasi semacam pengurus kampung. "Biasanya keluarga menteri atau pembantu rumahtangganya menyelesaikan surat-surat yang diperlukan langsung ke Lurah Senayan," kata Kepala RT itu. "Maklum, dari lingkungan keluarga beken. " Tapi Zawawi juga tak setuju bila komplek itu membikin RT sendiri. Ketua RT, orang Betawi asli yang sehari-hari dipanggil 'Bang Entong' itu ingin juga agar tetangganya yang rata-rata menteri itu sekali-sekali meluangkan waktu buat ngobrol dengan mereka. "Kalau mau pakai tradisi Betawi ya datanglah waktu kenduri atawa setahun sekali kek," katanya. Menurut Bang Entong itu "itung-itung" imbalannya buat warga kampungnya yang terpaksa harus 'tenang pada malam hari, sehabis pukul 10 malam. "Maklumlah kita juga tahu bapak-bapak itu sibuk, harus istirahat sejak sore," kata Entong. "Padahal kita orang kampung yang kerjanya 'potong angin' alias ngobyek, biasa bagadang sampai malam. Tapi komplek menteri itu, meskipun bersih dan nampak mewah, tidak dibatasi dengan pagar apapun dengan kampung yang bersebelahan di belakangnya. Menghadapi kemungkinan ada penghuni menteri baru, rumah-rumah itu kini dilabur dan dicat baru. Sedang dari para bekas menteri, sampai akhir minggu lalu, belum nampak yang siap-siap pindah. Kecuali Prof. Thoyib Hadiwidjaja yang nampaknya mulai berkemas untuk meninggalkan rumah nomor 2 yang selama itu dihuninya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus